PERTUMBUHAN, SERAPAN NITROGEN DAN HASIL PADI GOGO BERAS MERAH (Oryza sativa L.) PADA TUMPANGSARI DENGAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KACANG HIJAU (Vigna radiata (L) Wilczek)

Main Author: Rosadi, Narita Amni
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM , 2017
Online Access: http://journal.stieamm.ac.id/index.php/valid/article/view/28
http://journal.stieamm.ac.id/index.php/valid/article/view/28/17
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh tumpangsari padi gogo beras merah dengan kacang tanah dan kacang hijau terhadap pertumbuhan, serapan nitrogen dan hasil tanaman padi gogo beras merah, dengan melaksanakan percobaan lapangan di desa Nyiur Lembang, Kecamatan Narmada (Lombok Barat) mulai bulan Oktober 2012 sampai dengan Januari 2013. Percobaan ditata menurut Rancangan Acak Kelompok, dengan 4 blok dan lima perlakuan yaitu padi gogo beras merah monokrop (p1); tumpangsari padi gogo beras merah dengan kacang tanah yang ditanam bersamaan (p2); tumpangsari dengan kacang tanah yang ditanam 10 hari setelah tanam padi (p3), tumpangsari dengan kacang hijau yang ditanam bersamaan dengan padi (p4), dan tumpangsari dengan kacang hijau yang ditanam 10 hari setelah tanam padi (p5). Untuk perlakuan tumpangsari, satu baris kacang tanah atau kacang hijau disisipkan di antara barisan tanaman padi, dengan jarak 20 cm dalam barisan, sedangkan padi ditanam dengan jarak tanam 20 x 30 cm. Padi gogo hanya diberi pupuk dasar tanpa pupuk N susulan. Data dianalisis dengan uji kontras-ortogonal, dengan membandingkan antara padi monokrop dan tumpangsari, antara tumpangsari dengan kacang tanah dan kacang hijau, dan antara tanam bersamaan dan tanam legum 10 hari setelah tanam padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum laju pertumbuhan, persentase jumlah anakan produktif dan jumlah malai per rumpun lebih tinggi pada sistem padi monokrop dibandingkan dengan tumpangsari, tetapi sebaliknya indeks panen lebih tinggi pada sistem tumpangsari dan persentase gabah hampa lebih rendah pada sistem tumpangsari. Di antara sistem tumpangsari, laju pertumbuhan jumlah daun, jumlah anakan dan persentase jumlah anakan produktif lebih tinggi pada tumpangsari dengan kacang hijau dibandingkan dengan kacang tanah; demikian pula kecenderungan hasil gabah, kadar N total dan serapan N pada daun bendera. Namun demikian, ada pengaruh perbedaan waktu tanam kacang-kacangan, di mana laju pertumbuhan jumlah daun, jumlah anakan, jumlah malai, kadar N dan hasil gabah pada tumpangsari dengan kacang tanah lebih tinggi jika kacang tanah ditanam 10 hari setelah tanam padi, sebaliknya pada tumpangsari dengan kacang hijau, laju pertumbuhan, kadar N dan jumlah malai lebih tinggi jika kacang hijau ditanam bersamaan dengan padi. Namun demikian, di antara kelima perlakuan yang diuji, hasil gabah tertinggi (5,23 ton/ha) diperoleh pada perlakuan tumpangsari padi dengan kacang hijau yang ditanam 10 hari setelah tanam padi