ANALISA PENGUKURAN DAN PERBAIKAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT.XYZ

Main Authors: Hadi Ahmad, Nofan, Yuliawati, Evi
Format: Article info application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta , 2013
Online Access: https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/jurtek/article/view/1006
https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/jurtek/article/view/1006/811
Daftar Isi:
  • Persaingan  perusahaan   ±   perusahaan   sangat   ketat   di   era   globalisasi   ini   yang menghendaki perdagangan bebas. Kegentingan akan perekonomian global dan persaingan yang semakin ketat menyadarkan banyak perusahaan akan pentingnya manajemen rantai pasok (supply chain management). PT. SMART, Tbk sebagai perusahaan multinasional menyadari pentingnya manajemen rantai pasok untuk meningkatkan performansi perusahaan sebagai produsen minyak kelapa sawit. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran kinerja supply chain berdasarkan model Supply Chain Operation Reference (SCOR) 10.0 dengan pendekatan lapangan secara  subjektif  (persona()  dan  objektif   ( data).  Metode  perbaikan  yang  digunakan  untuk memperbaiki kinerja supply chain PT. SMART, Tbk adalah dengan pemilihan pemasok bahan baku menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perbaikan dilakukan di sisi upstream dimana masing ± masing pemenang pemasok bahan baku PT. Smart, Tbk adalah sebagai berikut:  (1) PT. Madu Lingga Raharja Gresik sebesar 0, 38 untuk bleaching earth; (2) PT. Firmenich Indonesia sebesar 0, 53 untuk phosphoric acid, (3)  PT. Allied  Biotech Corporation sebesar 0, 38 untuk ingredients; (4) PT. Asia  Plastik Surabaya sebesar 0, 42 untuk packaging. Perbaikan tersebut dilakukan berdasarkan analisa atribut  ±  atribut  performansi  supply  chain yang dominan  pada SCORcard, yakni dengan tingkat ketercapaian ( 1) Upside Supply Chain Flexibility sebesar 13, 7%, (2) Upside Supply Chain Adaptfrev43dability sebesar 11,8%, (3) Downside Supply Chain Adaptability sebesar 11,8%, (4) Cost of Good Sold sebesar 16,48%, (5) Order Fulfillment Cycle Time sebesar 47,8%, dan (6) Cash to Cash Cycle Time sebesar 51,3%. Dengan dilakukannya manajemen rantai pasok di sisi hulu, maka diharapkan dapat meningkatkan performansi supply chain dalam hal fleksibilitas dan pertimbangan secara manajerial.