MENAKAR KEADILAN PUTUSAN HAKIM TERHADAP KASUS BAIQ NURIL PERSPEKTIF MAQĀṢID ASY-SYARI’AH
| Main Author: | Azhar, Hanif Fudin |
|---|---|
| Format: | Article info application/pdf Journal |
| Bahasa: | ind |
| Terbitan: |
IAIN Purwokerto
, 2020
|
| Online Access: |
http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/raushanfikr/article/view/4132 http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/raushanfikr/article/view/4132/2190 |
Daftar Isi:
- This academic discourse is normative-juridical and casuistic with the integration of Islamic legal studies in the context of Maqāṣid asy-Shari'ah which is aimed at the context of judicial administration by judges. This topic is examined because there is a practical ambiguity carried out by the Chief Justice in handling Baiq Nuril's legal case, namely justice which is the essence of the law in the judge's decision is not felt by Baiq Nuril. For this reason, the law produced in a judge's ruling should not only be in accordance with the laws and regulations. However, judges must also be able to examine substantively- inclusive outside normative law. In this case, the researcher uses literal- normative research methods with philosophical and normative-juridical approaches. The results of the study indicate that the judge's decision used to convict Baiq Nuril did not apply the value of legal justice which could lead to anomalies and a lack of public trust in the judiciary. Therefore, the implications of this study can lead to the context of the administration of justice by judges on the basis of legal justice.
- Diskursus akademik ini bersifat normatif-yuridis dan kasuistik dengan integrasi kajian hukum Islam dalam konteks Maqāṣid asy-Syari’ah yang tertuju pada konteks penyelenggaraan peradilan oleh hakim. Topik ini dikaji karena terdapat ambiguitas praktis yang dilakukan oleh hakim agung pada penanganan kasus hukum Baiq Nuril, yaitu keadilan yang merupakan esensi hukum dalam putusan hakim tidak dirasakan oleh Baiq Nuril. Untuk itu hukum yang dihasilkan dalam putusan hakim seharusnya tidak sekadar berkesesuaian dengan peraturan perundang-undangan. Akan tetapi, hakim juga harus dapat menelaah secara subtansi-inklusif diluar hukum normatif. Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode penelitian literal-normatif dengan pendekatan filosofis dan normatif- yuridis. Adapun hasil kajian menunjukkan bahwa putusan hakim yang digunakan untuk memvonis Baiq Nuril kurang menerapkan nilai keadilan hukum yang dapat menimbulkan anomali dan kurangnya public trust masyarakat terhadap lembaga peradilan. Maka itu, implikasi kajian ini dapat menghantarkan kepada konteks penyelenggaraan peradilan oleh hakim dengan pendasaran keadilan hukum.