Pengaruh Perendaman terhadap Sifat Mekanik Komposit Polyester Berpenguat Serat Glass
Main Authors: | Tododjahi, Jusuf B., Boimau, Kristomus, Limbong, Ishak S. |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana
, 2018
|
Online Access: |
http://ejurnal.undana.ac.id/LJTMU/article/view/443 http://ejurnal.undana.ac.id/LJTMU/article/view/443/396 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Model analisis perilaku mekanik komposit polimer yang sering disajikan oleh peneliti didasarkan pada asumsi kondisi lingkungan (hygrothermal) yang konstan. Namun dalam kenyataannya, aplikasi material komposit sering kali berada pada kondisi lingkungan yang tidak konstan atau selalu berubah seperti pada blade turbin angin, panel cool box ikan dan perahu berbahan fiber glass yang selalu bekerja pada kondisi kelembaban dan temperatur yang berubah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman terhadap sifat tarik dan sifat bending komposit serat glass dengan fraksi volume serat (Vf) sebesar 40 %. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah serat glass dan resin poliester. Spesimen uji tarik dibuat sesuai standar ASTM D638 sedangkan spesimen uji bending sesuai standar ASTM D790. Spesimen uji dicetak dengan metode hand lay up diikuti dengan penekanan dan dibiarkan selama 24 jam. Selanjutnya komposit hasil cetakan dipotong sesuai standar uji tarik dan bending, kemudian spesimen uji tersebut diberi perlakuan yang berbeda yakni perendaman dalam air dan air laut serta dibiarkan di lingkungan terbuka (di atap rumah) selama 30 hari. Proses pengujian tarik dan bending dilakukan sesaat setelah spesimen dikeluarkan dari dalam air, dengan terlebih dahulu ditimbang sehingga dapat diketahui persentase penyerapan air. Hasil persentase kadar air komposit cenderung meningkat seiring dengan semakin lamanya waktu perendaman namun kenaikan hanya 0,0145 % untuk spesimen uji bending dan 0,0166 % untuk spesimen uji tarik. Sedangkan hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa spesimen yang direndam dalam air selama 30 hari memiliki kekuatan tarik terendah yakni sebesar 84,47 MPa, sedangkan kekuatan tarik tertinggi sebesar 176,80 MPa yang diperoleh pada spesimen uji tanpa perlakuan perendaman. Hasil uji bending pun menunjukkan bahwa spesimen direndam dalam air selama 30 hari memiliki kekuatan bending terendah yakni sebesar 113,77 MPa, sedangkan kekuatan bending tertinggi sebesar 279,40 MPa yang diperoleh pada spesimen uji tanpa perlakuan. Hasil foto makro menunjukkan adanya patahan getas, debonding, dan delaminasi pada spesimen uji bending, begitu pula pada spesimen uji tarik terlihat adanya patahan getas, debonding dan delaminasi.