Pengaruh Posisi Sambungan Lamina Terhadap Kapasitas Lentur Balok Kayu Laminasi

Main Author: Chauf, Kusnindar A.
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: JOURNAL TEKNIK SIPIL DAN INFRASTRUKTUR , 2012
Online Access: http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JTSI/article/view/921
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JTSI/article/view/921/730
Daftar Isi:
  • Balok laminasi memiliki fleksibilitas dan efisiensi dalam hal pencapaian bentang. Sehubungan dengan itu perlu diketahui efek sambungan terhadap kapasitas lentur balok, agar diperoleh parameter desain yang akomodatif terhadap perlemahan sambungan. Dalam hal ini dasar pengaturan formasi dan komposisi sambungan yang diterapkan adalah kondisi tegangan lentur dan pola penyebaran retak longitudinal yang mungkin terjadi. Melalui uji kerapatan dan sifat mekanik spesimen kecil kayu kamper menurut ISO. 1975 diperoleh acuan untuk penentuan dimensi balok lentur. Berdasarkan konsep energi fracture diterapkan formasi sambungan 100% berupa scarft joint (l/h =3,333) pada balok, kemudian dilakukan uji lentur statik empat titik dengan enam variasi formasi sambungan yaitu BS.0, BS.10A, BS.10B, BS.13A, BS.13B dan BS.26 untuk memperoleh data beban-lendutan, yang kemudian dijadikan dasar penentuan prilaku lentur balok kayu laminasi.Pengaplikasian formasi 100% scarft-joint (l/h = 3,333) dengan jarak minimal 2,125h menyebabkan reduksi kapasitas lentur (MOR) balok kayu laminasi maksimum 34,6% pada BS.13A dan minimum 25% pada BS.10B. Selain itu juga terjadi reduksi kekakuan (MOE) maksimum 29,7% pada BS.13A dan minimum 8,6% pada BS.13B. Perlemahan akibat sambungan sangat diditentukan oleh tebal dan kemiringan garis perekat serta jumlah dan formasi sambungan yang diterapkan