Identifikasi sebaran awan konvektif menggunakan metode RGB dan CCO pada data satelit himawari-8 (studi kasus hujan lebat Putussibau 10 september 2020)
Main Author: | Mulya, Aditya; Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Universitas Ahmad Dahlan
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://journal.uad.ac.id/index.php/Konvergensi/article/view/21457 http://journal.uad.ac.id/index.php/Konvergensi/article/view/21457/10681 |
Daftar Isi:
- Putussibau merupakan daerah dengan pola curah hujan ekuatorial yang mempunyai dua puncak curah hujan tertinggi dalam satu tahun. Curah hujan yang tinggi disebabkan oleh adanya awan konvektif. Satelit Himawari-8 merupakan salah satu alat yang dapat mengidentifikasi sebaran awan konvektif. Pada tanggal 10 September 2020 terjadi hujan lebat di wilayah Putussibau dengan total curah hujan tercatat mencapai 78.6 mm dalam satu hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran awan konvektif menggunakan metode Night Microphysics Red Green Blue (RGB-NM) dan Cloud Convective Overlays (CCO) pada data satelit Himawari-8. Metode RGB-NM menampilkan citra satelit sebaran awan menggunakan tiga komposit warna Red, Green dan Blue. Metode CCO merupakan teknik overlay awan dengan menggunakan dua algoritma yaitu Split Windows (SP=BTD[IR1-IR2]) dan Dual Channel Difference (S3=BTD[IR1-WV]). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode RGB-NM dan CCO mampu mengidentifikasi dengan baik sebaran awan konvektif yang menyebabkan terjadinya hujan lebat di Putussibau.