Mengapa Masyarakat Atas tidak Memilih Puskesmas? Studi Kasus di Sleman
Main Authors: | Muntahaza, Said, Sumanti, Upiek, Hasanbasri, Mubasysyir |
---|---|
Format: | Article info application/msword Journal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Berita Kedokteran Masyarakat
, 2007
|
Online Access: |
https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/25339 https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/25339/16228 |
Daftar Isi:
- Tiga alasan paling penting mengapa layanan swasta dipilih dibandingkan puskesmas adalah karena ada „kelas“ layanan yang sesuai dengan status sosial, layanan oleh dokter, dan citra layanan yang bagus. Program perbaikan mutu puskesmas tampaknya belum bisa membuat orang kaya datang. Masyarakat kaya masih mendapat kepuasan dari layanan swasta daripada puskesmas. Puskesmas belum bisa menjadi bagian dari tempat petugas kesehatan bekerja yang lebih kompetitif dibandingkan dengan lembaga swasta. Ketika tenaga kesehatan merasa lebih suka membuka praktik swasta, maka puskesmas hanya sekadar memperbaiki mutu.Jika puskesmas dapat memberikan pelayanan yang kompetitif dengan pelayanan lain, ia akan dikunjungi pasien kaya. Puskesmas yang ingin bergairah perlu mengembangkan diri seperti lembaga swasta yang melayani masyarakat menengah ke atas. Sisi customer penting bagi mereka. Puskesmas yang hanya memiliki visi perbaikan mutu tanpa menghitung alasan pemilihan layanan swasta tidak cukup sebagai sebuah strategi. Pemerintah tidak boleh ragu mengambil keputusan puskesmas sebagai lembaga mandiri. Puskesmas yang akhirnya melayani penduduk miskin saja hanya membuat petugas kesehatan lebih suka membangun sistem swasta di luar jam kerja pemerintah mereka.Puskesmas yang memperbaiki mutu selama ini mungkin perlu berorientasi pada sistem pengelolaan tenaga kesehatan berbasis kinerja. Perbaikan internal organisasi puskesmas ini difasilitasi oleh peraturan dan posisi pemerintah daerah dalam memahami bagaimana pengelolaan puskesmas dan kebutuhan masyarakat secara efisien dan efektif berdasarkan misi pemerintah mereka.