Tantangan implementasi regulasi public health di depot air minum isi ulang: studi kasus di Luwu Utara
Main Authors: | Nurlang, Ishak, Nuryastuti, Titik, Hasanbasri, Mubasysyir |
---|---|
Format: | Article info Journal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/12873 |
Daftar Isi:
- Latar belakang: Air merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda pemenuhannya. Manusia membutuhkan air, terutama untuk minum. Ketersediaan air di dunia ini begitu melimpah ruah, namun yang dapat dikomsumsi oleh manusia untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Salah satu metode yang dilakukan yaitu dengan pengolahan menggunakan depot air minum isi ulang. Kualitas air produksi depot air minum akhir-akhir ini ditengarai semakin menurun, salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengawasan dari pihak instansi pengelola. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara manajemen pengawasan, kondisi higiene sanitasi (tempat, peralatan, penjamah) dan sumber air baku dengan kualitas bakteriologis air minum isi ulang di Kabupaten Luwu Utara.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Luwu Utara. Subjek penelitian adalah semua sarana depot yang memiliki ijin sebanyak 47 depot air minum. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas bakteriologis air minum isi ulang. Variabel bebas adalah manajemen pengawasan, higiene sanitasi (tempat, peralatan, Penjamah) dan sumber air baku. Analisis data penelitian dilakukan dengan univariat, bivariat, multivariat dengan nilai α = 0,05.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan jumlah kualitas bakteriologis air minum isi ulang yang memenuhi syarat sebanyak 24 atau (51,06%) dan tidak memenuhi syarat sebanyak 23 atau (48,94%). Ada hubungan antara manajemen pengawasan (p=0,028<0,05), higiene sanitasi (p=0,010<0,05), tempat (p=0,028<0,05), Peralatan (p=0,008<0,05), penjamah (p=0,002<0,05) depot air minum isi ulang dengan kualitas bakteriologis air minum isi ulang. Tidak ada hubungan antara sumber air baku depot air minum isi ulang dengan kualitas bakteriologis air minum isi ulang (p=0,608>0,05).Kesimpulan: Variabel penjamah merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kualitas bakteriologis air minum. Perlu adanya pelaksanaan pengawasan terutama dari aspek pembinaan terhadap pengelola dan karyawan serta pelaksanaan pelatihan atau kursus higiene sanitasi depot air minum.
- Purpose: This study aimed to determine the correlations among oversight management, hygiene sanitation (place, tools and host), water sources and quality of bacteriology in drinking water refill in North Luwu, District.Methods: Study design of this research was observational and used a cross sectional approach. This study was conducted in North Luwu District, and sample was all depots which gave permission totalling 47 drinking water depots.Results: Research results showed that for bacteriological quality the number of refillable drinking water facilities which fulfilled terms were 24 (51.06%) depots and those which did not fulfill terms were 23 (48.94%) depots. There were correlations between supervision management (p=0.028; <0.05), sanitation hygiene (p=0.010; <0.05), place (p=0.028; <0.05), equipment (p=0.008; <0.05), and handlers (p=0.002; <0.05) of refillable drinking water depots towards the bacteriological quality of refillable drinking water. There was no correlation between primary water sources of refillable drinking water depot with bacteriological quality of refillable drinking water (p=0.608; >0.05).Conclusion: The handler variable was the dominant factor that affected the bacteriological quality of drinking water. Supervision, especially from organizer and employee development aspects, and drinking water depot sanitation hygiene training or course are needed.