Pajanan pestisida dan kejadian anemia pada petani holtikultura di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut tahun 2016
Main Authors: | Arwin, Nella Mutia, Suyud, Suyud |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/12313 https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/12313/20641 |
Daftar Isi:
- Pesticide exposure and anemia incidence among horticultural farmers in Cikajang district, Garut in 2016PurposeThis study aimed to determine the relationship of pesticide exposure with anemia.MethodsA cross-sectional design was used in this study. The population in this study were male horticulture farmers domiciled in Cikajang, Garut. A total of 106 farmers were selected as samples and blood samples were taken to determine hemoglobin concentration.ResultsAverage Hb farmer was 16.65 g/dL. Bivariate analysis showed no association between exposure to pesticides which consisted of working period (p = 0.440, OR = 1.944; 95% CI: 0.51 to 7.325), duration of spraying (p = 1.000), spraying time (p value = 1.000), spraying frequency (p = 1.000, OR = 0.698; 95% CI: 0.091 to 5.334), the dose of pesticides (p = 1.000, OR = 1.244; 95% CI = 0.164 to 9.444), and mixing pesticides (p = 1.000, OR = 1.337; 95% CI: 0.176 to 10.181) with the incidence of anemia. Multivariate analysis showed that working period is the dominant factor affecting the incidence of anemia in horticulture farmers.ConclusionPesticide exposure was not associated with anemia. Therefore, in future studies, it is expected to perform the appropriate biomarker testing to detect the presence of pesticide exposure with the biological effect on the health of farmers.
- Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pajanan pestisida dengan kejadian anemia.Metode: Desain cross sectional digunakan pada penelitian ini. Adapun populasi pada penelitian ini adalah petani holtikultura yang berjenis kelamin laki-laki yang berdomisili di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Sebanyak 106 orang petani terpilih sebagai sampel dan dilakukan pengambilan sampel darah untuk mengetahui kadar Hb.Hasil: Analisis sampel darah menunjukkan rata-rata kadar Hb petani adalah 16,65 gr/dL. Sedangkan analisis bivariat menunjukkan tidak adanya hubungan antara pajanan pestisida yang terdiri dari masa kerja (nilai p=0,440, OR=1,944, CI 95%=0,51-7,325), lama penyemprotan (nilai p=1,000), waktu penyemprotan (nilai p=1,000), frekuensi penyemprotan (nilai p=1,000, OR=0,698, CI 95%=0,091-5,334), takaran pestisida (nilai p=1,000, OR=1,244, CI 95%=0,164-9,444), dan pencampuran pestisida (nilai p=1,000, OR=1,337, CI 95%=0,176-10,181) dengan kejadian anemia. Pada analisis multivariat, diketahui bahwasanya masa kerja merupakan faktor dominan yang memengaruhi kejadian anemia pada petani holtikultura.Kesimpulan: Pajanan pestisida tidak berhubungan dengan kejadian anemia. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya, diharapkan untuk melakukan pengujian biomarker yang sesuai untuk mendeteksi adanya efek konis pajanan pestisida pada kesehatan petani.