Alat Pengering Hasil-hasil Pertanian untuk Daerah Pedesaan di Sumatera Barat

Main Author: Yahya, Muhammad; Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Padang
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Kopertis Wilayah X , 2015
Online Access: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jit/article/view/64
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jit/article/view/64/45
Daftar Isi:
  • Para petani di daerah-daerah terpencil atau pedesaan di Sumatera Barat masih mengeringkan hasil-hasil pertaniannya dengan menggunakan metoda pengeringan tradisional yaitu penjemuran secara langsung di bawah sinaran matahari, karena tidak dapat menggunakan alat pengering non kovensional yaitu alat pengering yang bersumberkan energi listrik dari PT PLN (Persero), sebab daerah mereka belum dijangkau aliran listrik. Pengeringan tradisional memerlukan waktu yang lama serta menghasilkan kualitas rendah.Tujuan Penelitian adalah menciptakan dan menguji alat pengering hasil-hasil pertanian biji kakao/coklat) yang bersumberkan energi surya, serta membandingkannya dengan metoda tradisional. Efisiensi termal alat pengering maksimum, minimum dan rata-rata, masing-masing diperoleh adalah: 59%, l9%, dan 34%, sedangkan intensitas matahari maksimum, *inimum dan rata-rata yang diterima alat pengering, masing-masing adalah: 937 Watt/m', 395 Watt/m', dan 687 Watt/mt. Pada alat pengering, dengan kapasitas 48 kg biji kakao dan kadar air awal 66oh untuk mencapai kadar air akhir 60% dibutuhkan waktu empat hari (18 Jam). Sedangkan menggunakan metoda tradisional, untuk waktu yang sama (18 jam) kadar air akhir hanya dapat dicapai 20%. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan: Efisiensi termal alat pengering berbanding terbalik dengan intensitas matahari dan berbanding lurus dengan laju penguapan air bahan. Alat pengering ini lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan metoda tradisional karena waktu pengeringan singkat.Kata kunci: pengering, hasil-hasil pertanian, daerah pedesaan, energi listrik, energi surya