PENERAPAN SOSIOLINGUISTIK DALAM MEMAHAMI SOSIOKULTURAL MINANGKABAU UNTUK PENDIDIKAN KARAKTER; CIME’EH DAN INSYA ALLAH ORANG MINANGKABAU
Main Author: | stkip, yendra yendra; STKIP PGRI Sumbar |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Kopertis Wilayah X
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jit/article/view/466-975 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jit/article/view/466-975/105 |
Daftar Isi:
- AbstrakPenerapan kajian sosiolinguistik dalam memahami kesalahpahaman terhadap sosial budaya Minangkabau fokus pada analisis tentang persepsi yang salah pada cime'eh dan Insya Allah orang Minang dalam pendidikan membangunan karakter. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan segala aspek dari cime'eh sebagai konsepsi pola masyarakat Minangkabau yang dibangun melalui bentuk-bentuk dan karakteristik alam yang merupakan figur untuk semua aspek untuk melayani pengajaran dan filosofi hidup yang kemudian dituangkan ke dalam kritik sosial dalam pendidikan membangun karakter seperti pesan dan nasehat ataupun sebuah sindiran dan sentilan. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan penggunaan Insya Allah sebagai cerminan dari kehidupan sosial Minangkabau dan hubungan antara bahasa, budaya, dan agama. Cara berfikir orang Minangkabau yang metaforikal merupakan manifestasi dari filosofi “alam takambang jadikan guru” yang mehubungan secara konseptual bentuk bahasa dengan dimensi sosio - budaya dilihat dalam kaitannya makna. Itulah pola linguistik yang berarti selalu berhubungan dengan pola budaya masyarakat tutur sosial budaya. Abstract Study about misunderstanding toward sociocultural of Minangkabau focus on analysis about wrong perception to cime’eh and Insya Allah by Minangnese in education of character building. This studies aims to explain any aspect of cime’eh as Pattern conception of Minangkabau community built through forms and characteristic of nature that prefigured to all aspects to serve the teaching and philosophy of life and then poured into social critic in character building. Beside that this studies also aims to explain using Insya Allah as mirror of Minangkabau social life and relationship between language and culture. Minangkabau people whose way of thinking is metaphorical. This is a manifestation of the philosophy of “Alam Takambang Jadi Guru”. Conceptual relationship of linguistic form with dimensions of the socio-cultural seen in relation of meaning. That is mean linguistic patterns are always associated with patterns of socio-cultural speech community including culture. Kata kunci: sosiokultural, Minangkabau, cime’eh, insya Allah, budaya dan bahasa, pendidikan karakter