KRITIK TARI : SEBUAH KEMISKINAN (Dance Critic: A Proverty)

Main Author: Jazuli, M.; Staf Pengajar Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Semarang
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University , 2011
Online Access: http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/view/709
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/view/709/638
Daftar Isi:
  • Suatu penulisan dan informasi tari sering terbentur pada kesulitan­kesulitan tertentu sehingga tak sampai kepada khalayak luas. Tentunya hal itu sebenarnya tak perlu terjadi seandainya resensi dan kritik tari hidup subur seiring dengan perkembangan pemikiran seni yang mampu membuka wawasan baru, serta seimbang dengan lahirnya karya­karya tari baru. Unutk itu sudah waktunya kritik menjadi suatu kebutuhan yang urgen guna meningkatkan apresiasi dan kepuasan penciptaan karya tari. Barangkali dapat dikatakan bahwa “tiadanya kritik, maka nilai­nilai dan kualitas sebuah karya tak dapat dikenali dan dipahami; tiadanya kritik berarti salah satu informasi budaya tak sampai”. Namun demikian, melakukan kritik terhadap tari tidaklah mudah, karena dibutuhkan kedewasaan dan kearifan dari pengkritiknya. Sebuah kritik seni (tari) harus mempertahankan aktivitas­aktivitasnya yang memancarkan kejelasan dan kekuatan pamor disiplin ilmu yang mendukung kritiknya. Isi kritik harus proporsional dan mampu menyertakan posisinya (stage of the art) diantara jenis karya tari yang menjadi objek kritik.Kata Kunci : ktirik tari, kritikus