SRI MULIH PENDAWA SEBAGAI SARANA PELENGKAP GREBEG SEKATEN DI KERATON KASUNANAN SURAKARTA
Main Author: | -, Sukatno |
---|---|
Other Authors: | Universitas Negeri Semarang (UNNES) |
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/view/2528 https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/view/2528/2581 |
Daftar Isi:
- Lakon Sri mulih Pendawa merupakan garapan baru yang menggabungkan lakon versi Jawa dengan versi Mahabarata. Keluarga Pendawa mengalami  ketidak tenteraman karena  Dewi Sri dan Sardono murca bersama dengan  lumbung padinya dari  tempat  penyimpanan.  Dewi Sri bertempat di keraton Pundak Sitegal suatu keraton baru yang dipimpin seorang raksasa yang arif bijaksana. Untuk mengembalikan Dewi Sri sebagai lambang kemakmuran dan kebahagian hadir seorang tokoh Probokusuma berasal dari kahyangan Untoro Segoro yang mencari pengakuan putera janaka. Probokusumo akan diterima sebagai anak janaka jika dapat mengembalikan Dewi Sri. Atas pertolongan  Burung Goh Endro Probokusuma dapat memboyong Dewi Sri setelah kembang Ajari Tangan dapat dibawa bersama Sardono. Kembalinya Dewi Sri dan Sardono bersama lumbung padi, Lesung dan alat penunbik padi  ketempat penyimpanan sebagai tanda kemakmuran, kebahagianan dan ketenteraman keraton Amarta. Sri Mulih Pendawa play is a new performance that blends Javanese version play and Mahabarata version. Pendawa families went through tumultuous life because Dewi Sri and Sardono were wrathful with their rice mill out of its storage. Dewi Sri dwelled in Pundak Sitegal palace, a new royal palace led by a noble and wise king. To return Dewi Sri as a goddess of prosperity and happiness, a figure named Probokusuma came from Untoro Segoro heaven, who searched for admittance of Janaka son. Probokusuma would be admitted as Janaka son if he could return Dewi Sri. By dint of Goh Endro bird, Probokusuma could carry away Dewi Sri after Sardono had brought Ajari Tangan flower. The return of Dewi Sri and Sardono with the rice mill, trough and rice masher to the storage represents prosperity, happiness, and convenience of Amarta royal palace.