STUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT DALAM RANGKA PEMBUATAN SISTEM INFORMASI KELAUTAN (STUDI KASUS: PEMBUANGAN LUMPUR LAPINDO DI SELAT MADURA)
Main Authors: | Sukojo, Bangun Muljo; Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Pratomo, Danar Guruh; Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jaelani, Lalu Muhamad; Institut Teknologi Sepuluh Nopember |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Department of Geomatics Engineering
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://iptek.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/7320 http://iptek.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/7320/4860 |
Daftar Isi:
- Peristiwa semburan lumpur panas di lokasi pengeboran PT. Lapindo Brantas di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terjadi sejak 27 Mei 2006. Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Salah satu skenario penanganan teknis untuk menghentikan semburan lumpur panas adalah dengan membuang langsung lumpur panas tersebut ke Selat Madura melalui Kali Porong. Usaha ini diindikasikan membawa perubahan terhadap Suhu Permukaan Laut (SPL) di sekitar Muara Kali Porong dan Selat Madura.Pada penelitian ini untuk mengetahui kecenderungan SPL di sekitar Muara Kali Porong dan Selat Madura sebelum dan setelah pembuangan lumpur panas ke Kali Porong, dilakukan dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Citra satelit yang digunakan untuk melakukan monitoring SPL adalah citra ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer) multitemporal tahun 2005, 2006,2007 dan 2008. Nilai SPL yang diperoleh pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan algoritma Kishino.Berdasarkan hasil pengolahan data citra ASTER dan pengamatan langsung di lapangan terdapat adanya perbedaan nilai SPL. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan kondisi saat pencitraan dan pada saat pengambilan data lapangan. Pada penelitian ini juga dapat diketahui bahwa perubahan SPL dari citra ASTER yang terjadi pada saat sebelum dan sesudah lumpur panas dibuang melalui Kali Porong terjadi secara tidak konsisten. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kondisi cuaca pada saat dilakukannya proses pencitraan pada masing-masing citra.