ANALISA ANOMALI GAYABERAT TERHADAP KONDISI TATANAN TEKTONIK ZONA SUBDUKSI SUNDA MEGATHRUST DI SEBELAH BARAT PULAU SUMATERA

Main Authors: Saraswati, Anita Thea; Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Anjasmara, Ira Mutiara; Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Institut Teknologi Sepuluh Nopember , 2014
Subjects:
Online Access: http://iptek.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/695
http://iptek.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/695/429
Daftar Isi:
  • Aktivitas tektonik yang terjadi di bumi merupakan hal yang masih terus diteliti sampai sekarang. Sumatera yang terletak pada area Sunda Megathrust, yang merupakan zona subduksi Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, mengakibatkan daerah ini rentan dengan aktivitas seismogenic. Salah satu akibat dari adanya pergerakan kedua lempeng ini adalah terbentuknya tatanan tektonik di wilayah Sumatera. GOCE (Gravity field and steady-state Ocean Circulation Explorer) menawarkan metode yang cepat dengan cakupan global untuk mendapatkan data gayaberat bumi. Dengan memanfaatkan hitungan dari spherical harmonic coeffisien (SHC) serta dilengkapi dengan data Digital Elevation Model (DEM), dapat diketahui nilai anomali gayaberat pada suatu wilayah. Distribusi anomali gayaberat mampu mencerminkan kondisi tektonik di suatu area. Variasi spasial dari anomali gayaberat menunjukkan bahwa pada palung yang terbentuk akibat subduksi kedua lempeng memiliki nilai anomali gayaberat negatif dengan nilai rata-rata sebesar -42.8729 mgal. Forearc ridge yang terbentuk akibat konvergensi lempeng memiliki nilai anomali gayaberat positif, sedangkan forearc basin yang merupakan cekungan diantara backarc dan forearc ridge, memiliki nilai anomali gayaberat negatif yang lebih kuat daripada yang terdapat pada Sunda Megathrust. Variasi temporal yang teramati menunjukkan bahwa distribusi anomali gayaberat positif yang terdapat pada prisma akresi di kedua tepian palung bergerak semakin mendekati Sunda Megathrust pada tiap seri pengamatannya, sedangkan distribusi anomali gayaberat negatif pada palung laut dan forearc basin membentuk suatu pola distribusi yang semakin menyempit sehingga menyebabkan semakin curamnya gradient anomali gayaberat pada area di sekitarnya.