Analisis Perubahan Indeks Kekritisan Lingkungan Dengan Algoritma Environmental Criticality Index Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 OLI/TIRS (Studi Kasus Kota Bandung)
Main Authors: | Sukojo, Bangun Muljo; Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Hauzan, Naufal Shidqi; Institut Teknologi Sepuluh Nopember |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Department of Geomatics Engineering
, 2023
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://iptek.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/16166 https://iptek.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/16166/7345 |
Daftar Isi:
- Kekritisan Lingkungan merupakan rasio suhu permukaan tanah dengan ketersediaan tutupan vegetasi di sebuah area. Jika suhu sebuah area terbilang tinggi dan terdapat sedikit tutupan vegetasi pada area tersebut, maka area tersebut merupakan area dengan kualitas lingkungan yang rendah atau kritis. Faktor utama terjadinya kekritisan lingkungan adalah telah terjadinya fenomena Urban Heat Island. Kota Bandung merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat dan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Fenomena UHI juga sudah terjadi di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk membahas kekritisan lingkungan Kota Bandung terutama pada tahun 2017-2021. Metode penelitian ini adalah menggunakan algoritma Environmental Criticality Index (ECI) dan teknologi penginderaan jauh berupa citra Landsat 8 OLI/TIRS untuk memperoleh indeks kekritisan lingkungan. ECI akan dihitung dengan memanfaatkan 4 (empat) variabel, yaitu Land Surface Temperature (LST), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Normalized Difference Built-Up Index (NDBI), dan Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI). Hasil penelitiannya adalah terjadinya kenaikan luas pada kelas tidak kritis sebesar 2,607 km2, penurunan luas pada kelas kritis tingkat rendah sebesar 8,205 km2, kenaikan luas pada kelas kritis tingkat sedang sebesar 9,63 km2, dan penurunan luas pada kelas kritis tingkat tinggi sebesar 4,461 km2. Secara keseluruhan, Kota Bandung mengalami kenaikan luas area tidak kritis sebesar 2,608 km2 dan penurunan luas area kritis sebesar 3,037 km2 dalam periode tahun 2017-2021.