PERBANDINGAN EFEK DEKSMEDETOMIDIN 0,75 μg/kgBB DENGAN FENTANIL 2 μg/kgBB INTRAVENA TERHADAP KEBUTUHAN DOSIS INDUKSI PROPOFOL DAN RESPON HEMODINAMIK SELAMA TINDAKAN LARINGOSKOPI DAN INTUBASI TRAKHEA
Main Authors: | Amri, Imtihanah, Arif, Syafri K |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/view/8732 http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/view/8732/6941 |
Daftar Isi:
- Laringoskopi dan intubasi endotrakhea dapat menimbulkan refleks peningkatan aktivitas simpatis maupun simpatoadrenal yang berhubungan dengan kenaikan tekanan darah dan denyut jantung.Tujuan Penelitian Membandingkan efek antara deksmedetomidin 0,75 μg/kgBB dan fentanyl 2 μg/kgBB terhadap kebutuhan dosis induksi propofol dan respon hemodinamik akibat laringoskopi dan intubasi endotrakhea.Metode Dilakukan secara acak dengan teknik single blind controlled study, melibatkan 48 pasien status fisik ASA I dan II yang direncanakan operasi elektif dengan anestesi umum di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo. Kebutuhan dosis induksi pada kelompok D lebih sedikit dibandingkan kelompok F (p<0,05). Pada menit pertama kelompok F terjadi peningkatan rerata TAR 16,32% dan LJ 18,88%, kelompok D terjadi peningkatan rerata TAR 2,90% dan penurunan rerata LJ 3,37%. Pada menit ketiga dan kelima kedua kelompok mampu mencegah peningkatan tekanan darah, namun kelompok F masih terjadi peningkatan rerata LJ 3,99%. Kejadian hipertensi dan takikardi berbeda bermakna (p<0,05) antara kedua kelompok. Kebutuhan dosis induksi pada pemberian deksmedetomidin lebih sedikit dibandingkan fentanil. Respon hemodinamik pada pemberian deksmedetomidin 0,75 μg/kgBB lebih stabil dibandingkan dengan fentanil 2 μg/kgBB pada 1 menit setelah intubasi, namun pada 3 dan 5 menit keduanya dapat menjaga kestabilan respon hemodinamik dengan laju jantung pada pemberian deksmedetomidin lebih rendah.