ASPEK POLA ASUH, POLA MAKAN, DAN PENDAPATAN KELUARGA PADA KEJADIAN STUNTING
Main Author: | Putri, Atica Ramadhani |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/view/15068 http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/view/15068/11262 |
Daftar Isi:
- Stunting adalah bentuk tubuh yang pendek hingga melebihi defisit -2 SB dibawah median standar tinggi atau panjang badan menurut umur. Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi stunting nasional mencapai angka 37,2% yang terdiri dari 19,2% anak pendek dan 18,0% anak sangat pendek. Secara tidak langsung stunting dipengaruhi oleh polah asuh anak yang kurang memadai, rendahnya ketahanan pangan, sanitasi lingkungan, jangkauan kualitas pelayanan kesehatan. Sedangkan secara langsung dapat dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan kurangnya asupan gizi. Pola asuh merupakan praktik yang di lakukan pengasuh seperti ibu, bapak, nenek, atau orang lain dalam pemeliharaan kesehatan, pemberian makanan, dukungan emosional anak dan pemberian stimulasi yang anak butuhkan dalam masa tumbuh kembang. Selain faktor pola asuh, pendapatan keluarga juga memiliki hubungan dengan kejadian stunting sesuai dari pernyataan Unicef bahwa akar masalah dari tumbuh kembang bayi salah satunya adalah krisis ekonomi. Ketidakmampuan kepala keluarga dalam mencukupi kebutuhan gizi bayi dari segi kuantitas maupun kualitas sehingga mengakibatkan dampak yang buruk bagi gizi bayi. Pola makan juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya stunting. Keadaan stunting anak usia sekolah terjadi karena pola makan yang kurang seperti kurangnya asupan protein dan lemak yang menyebabkan tingginya prevalensi stunting (22,1%).