PERKEMBANGAN TARI LEGONG KERATON GAYA PELIATAN TAHUN 1928-1954

Main Authors: PRIHARTININGRUM, RIZKI, HANAN PAMUNGKAS, YOHANES
Format: eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA , 2014
Online Access: http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/7776
Daftar Isi:
  • Abstrak Tari Legong Keraton memiliki pengertian yaitu sebuah tarian klasik dari Pulau Bali yang memiliki gerakan lincah, luwes dan halus karena ditarikan oleh tiga gadis berumur antara 10-12 tahun, serta diiringi oleh gamelan Gong Kebyar. Tarian ini berfungsi sebagai tari balih-balihan atau hiburan. Banyak cerita yang dimainkan dalam pementasan tari Legong Keraton, salah satu cerita yang paling populer adalah Lasem yang menceritakan kasih tak sampai Prabu Lasem kepada Putri Rankesari. Terdapat 5 struktur dalam pementasan pada tarian ini yang meliputi papeson, pangawak, pengecet, pengipuk dan pakahad. Tarian ini yang semula adalah tarian hiburan raja dan bangsawan di istana atau puri, dalam perkembangannya mengalami pergeseran menjadi hiburan rakyat. Banyak desa yang mengembangkan tarian ini dengan menambahkan gerak dengan gaya khas daerahnya, salah satunya adalah gaya Peliatan yang dikembangkan oleh seniman Peliatan. Masyarakat Peliatan yang sangat mendukung tarian ini, kemudian mengemasnya menjadi hiburan wisata. Setelah adanya gaya Peliatan ini, banyak daerah lain yang melirik Desa Peliatan untuk mengembangkan tari Legong dengan gaya khas daerah masing-masing. Oleh karena itu Legong Keraton gaya Peliatan ini dijadikan lambang desa karena telah membawa nama harum Desa Peliatan. Kata kunci : perkembangan, tari Legong Keraton, gaya Peliatan