Letnan Koloneal Soeharto bunga pertempuran serangan umum 1 Maret 1949

Setelah Agresi Militer 1 Belanda 21 Juli 1947 yang mengingkari Persetujuan Linggarjati 15 November 1946, kembali Belanda melanggar perjanjian karena 19 Desember 1948 lakukan Agresi Militer II melupakan Persetujuan Renville 17 Januari 1948. Republik Indonesia yang baru saja menyelesaikan Pemberontaka...

Full description

Format: Book
Bahasa: ind
Terbitan: Jakarta : Pustaka Sinar Harapan , 2010
Edition: Cetakan pertama : Maret 2010
Subjects:
Summary: Setelah Agresi Militer 1 Belanda 21 Juli 1947 yang mengingkari Persetujuan Linggarjati 15 November 1946, kembali Belanda melanggar perjanjian karena 19 Desember 1948 lakukan Agresi Militer II melupakan Persetujuan Renville 17 Januari 1948. Republik Indonesia yang baru saja menyelesaikan Pemberontakan PKI Madiun September 1948, tidak siap dengan kelicikan Belanda. Kota-kota besar dan ibukota RI Yogyakarta jatuh. Presiden dan Wapres beserta sejumlah menteri ditahan. Paling Besar Jenderal Soedirman memimpin perang gerilya. Komandan Birgade 10 wehrkreise III Letkol Soeharto yang bertanggungjawab atas ibukota menyadari suasana kebatinan rakyat. Berbekal Perintah Siasat No. 1/1948, Letkol Soeharto: "Otak saya seakan-akan berputar, cari akal bagaimana caranya untuk mengembalikan kepercayaan rakyat Yogyakarta keapda TNI. Bagaimana menyakinkan mereka bahwa TNI masih mampu mengadakan perlawanan. satu0satunya jalan adalah melakukan serangan balasan secepat mungkin ke ibukota. Dalam kesempatan ini saya menyadari bahwa Yogya adalah Ibukota Republik. Apapun yang terjadi di ibukota sangat besar pengaruhnya terhadap perlawanan di daerah lainnya, begitu pula terhadap dunia luar."
Item Description: Indeks
Physical Description: xvii, 253 halaman : ilustrasi, peta ; 23 cm
Bibliography: Termasuk bibliografi
ISBN: 9789794169223