Summary: |
Makna sunyi itu menjadi lebih mewah lagi bagi perempuan, khususnya di Indonesia. Untuk mengalami dan merasakan esensi sunyi tentu tiap orang berbeda-beda. Sebagian perempuan melalui sunyi bisa menziarahi labirin dirinya. Sebagian perempuan lainnya terlebih yang berstatus istri, ibu atau sekaligus buruh, mau tak mau harus jungkir balik menembus waktu, menembus partisi-partisi kesunyian demi menjaga bangunan kehormatan diri dan keluarga. Tanpa sunyi, kita tak punya ruang-waktu untuk bercermin, mengenali diri, mendengarkan, dan merasakan aliran napas sendiri. Ayat sunyi ini merupakan ruang waktu tersendiri dimana bisa menemukan kesunyian. Menulis puisi sunyi di tempat sunyi dalam situasi dan kondisi sunyi adalah hal terindah, selain mengobati setidaknya menjadi jejak raga boleh tiada, usia boleh usai, namun puisi tak pernah mati.
|