Summary: |
Pada abad pertengahan, pusat perkembangan peradaban Jepang bukanlah Tokyo melainkan Kyoto. Kyoto adalah pusat pemerintahan oleh para bangsawan sejak kota ini berdiri hingga abad ke-12. Diujung sejarah kejayaannya, Kyoto yang memesona dirusak oleh kriminalitas, kerusuhan dan nafsu angkara. Kaum bangsawan meninda siapa saja, dan para biksu bersenjata meneror istana maupun rakyat jelata. Kehilangan harapan,Kaisar meminta bantuan Klan Heike dan Klan Genji untuk meredam kekacauan. Berhasil menjalankan tugas, kedua klan ini justru membawa bangsa Jepang pada pertikaian tak berkesudahan. Novel ini mengisahkan tentang nafsu berkuasa dan keburukan perang, dengan menyuguhkan detil tokoh sejarah dan peristiwa abad ke-12. Tanpa mengatahui Jepang pada abad ke-12, pemahaman kita tentang Jepang modern dan berbagai cabang keseniannya tidaklah lengkap. Juga berkisah tentang Kiyomari, pemuda miskin asal keluarga Heike yang berkarier hingga menjadi ketua dewan di Kekaisaran. Kendati dikenal baik hati dan berwawasan luas, sepak terjangnya meninggalkan jejak berdarah. Perubahan dramatis nasib Kiyomari turut menjadi inti dari novel epik ini.
|