Summary: |
Dari sudut pandang Monumen Nasional (Monas) sebagai konfigurasi mandala atau pusat alam semesta, bangunan Perpustakaan Nasional adalah ikon yang melambangkan pusat pengetahuan Indonesia dan dunia. Dengan demikian, Perpustakaan Nasional merupakan sumber pengetahuan sekaligus pusat kegiatan pendidikan, rekreasi dan budaya, tidak hanya untuk masyarakat Indonesia tetapi juga untuk masyarakat dunia. Gedung fasilitas layanan Perpustakaan Nasional merupakan salah satu dari empat bangunan yang mengelilingi Monumen Nasional hingga membentuk sebuah konfigurasi. Tiga bangunan lainnya adalah Istana Presiden, Museum Nasional dan Galeri Nasional yang menjadi ikon pemerintahan, ikon sejarah dan ikon keragaman budaya Indonesia. Pada hakikatnya sebuah ikon merupakan simbol yang memiliki fungsi dan manfaat bagi masyarakat, bukan sekedar bangunan fisik semata. Oleh karenanya, zonasi gedung Perpustakaan Nasional diatur berdasarkan kebutuhan akan ruang perpustakaan dengan paradigma baru, yaitu perpustakaan sebagai pusat kegiatan masyarakat yang dapat meningkatkan kualitas dan taraf hidupnya. Sebagai gedung pusat layanan, gedung Perpustakaan Nasional melayani berbagai kebutuhan literasi masyarakat, baik dengan sistim terbuka maupun sistim tertutup. Selain itu Perpustakaan Nasional juga terbuka untuk penyelenggaraan berbagai kegiatan masyarakat. Dalam upaya memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat pemustaka, gedung Perpustakaan Nasional termasuk gedung Trisula di depannya di desain sedemikian rupa untuk dapat berfungsi sebagai pusat pelayanan dan informasi perpustakaan terlengkap. Gedung berlantai 24 ini memiliki 37 ruang dengan beragam fungsi, termasuk ruang koleksi kepresidenan, koleksi foto, peta dan lukisan, serta koleksi naskah kuno warisan budaya bangsa Indonesia.
|