| Summary: |
Sebagai seorang calon imam atau seorang religius yang bergelut dalam dunia rohani, studi kosmologi bisa menimbulkan pertanyaan serius; Untuk apa belajar kosmologi yang disebut sebagai filsafat alam? Apa relevansi belajar kosmologi sebagai calon imam atau religus yang pada umumnya wilayah hidupnya berkaitan dengan hal rohani, pastoral, dan pelayanan umat? Jika kita tidak mampu menemukan relevansinya, studi kosmologi seperti "kertas tempelan" di papan pengumuman yang tidak mengumumkan apa-apa. Kosmologi berbicara tentang alam di sekitar kita. Dengan kata lain, filsafat alam bergumul dengan persoalan yang sungguh-sungguh aktual dan faktual, yaitu alam itu sendiri. Pertama-tama, kita harus mengakui bahwa kita hidup di dalam alam semesta. Kita tak pernah terpisah dari alam sekitar kita. Kita dan alam menjadi satu-kesatuan. Semua orang mengada, bereksistensi, dan menyejarah di alam semesta; sampai-sampai definisi "aku" sebagai subjek pengada menjadi "aku adalah aku dan lingkunganku" (Ortega y Gasset).
|
