Politik jatah preman ormas dan kuasa jalanan di Indonesia pasca orde baru

Keberadaan geng, preman, dan milisi telah menjadi ciri yang melekat dalam kehidupan sosial-politik di Indonesia. Selama masa Orde Baru, mereka digunakan sebagai alat untuk menegakkan tertib sosial versi negara dan melanggengkan kekuasaan rezim, misalnya ?kewenangan? yang dimiliki organisasi pemuda u...

Full description

Format: Book
Bahasa: ind
eng
Terbitan: Tangerang : Marjin Kiri , 2019
Edition: Cetakan kedua : Mei 2019
Subjects:
LEADER 03203cam a2200445 a 4500
001 INLIS000000000961617
005 20200205101220.0
006 a grb 001 0
007 ta
008 200108t2019 jki grb 001 0 ind
020 # # |a 978-979-1260-83-1 
035 # # |a 0010-1219001552 
040 # # |a JKPNPNA  |b ind  |e rda 
041 1 # |a ind  |h eng 
043 # # |a a-io--- 
082 0 4 |a 320.959 8  |2 [23] 
084 # # |a 320.959 8 WIL p 
100 1 # |a Wilson, Ian Douglas,  |d 1969-  |e pengarang 
245 1 0 |a Politik jatah preman :  |b ormas dan kuasa jalanan di Indonesia pasca orde baru /  |c Ian Douglas Wilson ; diterjemahkan oleh Mirza Jaka Suryana 
250 # # |a Cetakan kedua : Mei 2019 
264 # 1 |a Tangerang :  |b Marjin Kiri,  |c 2019 
264 # 4 |c ©2015 
264 # 0 |b Gajah Hidup 
300 # # |a xxi, 315 halaman ;  |c 21 cm 
336 # # |a teks  |2 rdacontent 
337 # # |a tanpa perantara  |2 rdamedia 
338 # # |a volume  |2 rdacarrier 
500 # # |a Judul asli : The Politics Rackets in Post-New Order Indonesia : Coercive Capital, Authority and Street Politics 
504 # # |a Bibliografi : halaman 298-311 
520 3 # |a Keberadaan geng, preman, dan milisi telah menjadi ciri yang melekat dalam kehidupan sosial-politik di Indonesia. Selama masa Orde Baru, mereka digunakan sebagai alat untuk menegakkan tertib sosial versi negara dan melanggengkan kekuasaan rezim, misalnya ?kewenangan? yang dimiliki organisasi pemuda untuk menggebuk para pengkritik rezim dengan mengatasnamakan Pancasila. Demokratisasi pasca 1998 tidak mengakibatkan lenyapnya kelompok-kelompok ini, melainkan mereka beradaptasi dan mencari celah dalam konteks politik yang berubah. Membela agama?bukan lagi membela rezim?kini menjadi salah satu alasan keberadaan mereka. Lalu desentralisasi menguatkan unsur etnisitas sebagai landasan ormas. Jenis baru ormas-ormas jalanan ini memadukan perburuan rente secara predatoris dengan klaim merepresentasikan kelompok sosial-ekonomi yang terpinggir. Didasarkan pada riset lapangan yang intens dan panjang, buku ini menyuguhkan analisis komprehensif mengenai hubungan yang berubah antara kelompok-kelompok ini dengan pihak berwenang dan kekuasaan politik pasca Orde Baru. Dalam mengonsolidasi kuasa kewilayahan mereka di tingkat lokal, kelompok-kelompok ini pada taraf tertentu berhasil merebut legitimasi yang tidak semata-mata dilandaskan pada tindak pemalakan dan kekerasan. Dalam konteks demokrasi elektoral di Indonesia, mereka pun berhasil menjadi perantara antara politik informal jalanan dengan politik formal parlemen. Bagaimana mereka memanfaatkan posisi ini untuk meningkatkan daya tawar mereka, dan bagaimana dunia politik formal memanfaatkan ?layanan? mereka akan sangat memengaruhi masa depan kehidupan sosial-politik di Indonesia. 
546 # # |a Teks dalam bahasa Indonesia, diterjemahkan dari bahasa Inggris 
650 # 4 |a Politik sosial 
651 # 4 |a Indonesia  |x Politik dan pemerintahan 
700 0 # |a Mirza Jaka Suryana  |e penerjemah 
740 4 # |a The Politics Rackets in Post-New Order Indonesia : Coercive Capital, Authority and Street Politics 
850 # # |a JKPNPNA 
990 # # |a 201900103109666 
990 # # |a 201900103109663 
990 # # |a 201900103109664 
990 # # |a 201900103109665