Kaki petani ode bagi pejalan
Saya bertolak sekarang ke ladang. Sebagai roh. menyapa kopra, kebun kelapa, karet dan jati. Sonder jantung. melayang ke gerbang makam, makam saya. Manis gula merah sebagai pelipur. Tetapi sekarang saya roh. Mengendus sunyi bijih besi Teagal Buleud seperti menyongsong magrib tiba. Puisi adalah niat b...
Format: | Book |
---|---|
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Yogyakarta :
BasaBasi
, 2019
|
Edition: | Cetakan pertama, Agustus 2019 |
Subjects: |
Summary: |
Saya bertolak sekarang ke ladang. Sebagai roh. menyapa kopra, kebun kelapa, karet dan jati. Sonder jantung. melayang ke gerbang makam, makam saya. Manis gula merah sebagai pelipur. Tetapi sekarang saya roh. Mengendus sunyi bijih besi Teagal Buleud seperti menyongsong magrib tiba. Puisi adalah niat baik, adalah proses berjalan entah apa saya sudah tiba pada niat baik atau terlampau tendensius dalam memilih kata. Apakah saya sudah memulai sebuah pejalanan atau masih jalan di tempat. Entah apa saya akan tiba di tujuan saya : puisi, yang tak pernah membuat saya puas, yang terus menerus saya koreksi semampu saya, saya edit-revisi. Terus-menerus |
---|---|
Item Description: |
Antologi Puisi |
Physical Description: |
136 halaman ; 20 cm |
ISBN: |
9786237290186 |