Conversations with difference essays from Tempo magazine

Penyair yang menyerap banyak inspirasi eksistensialisme, khususnya dari Albert Camus, dan telah menunjukan beberapa kecenderungan postmodernis dalam pemikirannya jauh sebelum literatur postmodernisme masuk ke Indonesia ini, telah menyusun jutaan aksara untuk membela keunikan manusia yang hendak diha...

Full description

Format: Book
Bahasa: eng
ind
Terbitan: Jakarta : PT Tempo Inti Media Tbk , 2002
Edition: First publilshed
Subjects:
Summary: Penyair yang menyerap banyak inspirasi eksistensialisme, khususnya dari Albert Camus, dan telah menunjukan beberapa kecenderungan postmodernis dalam pemikirannya jauh sebelum literatur postmodernisme masuk ke Indonesia ini, telah menyusun jutaan aksara untuk membela keunikan manusia yang hendak dihancurkan oleh proses konseptualisasi dalam dunia pemikiran, oleh kekejaman revolusi dalam dunia politik, dan oleh tarikan komodifikasi dalam dunia ekonomi. Kita juga bisa merasakan getar yang menjalar dari tulisan-tulisan yang dikerjakan Goenawan dalam posisinya sebagai seorang Indonesia yang bergulat dengan tema besar yang masih menghadang generasinya: tentang tanah air dan kemerdekaan, tentang bangsa dan pembentukannya; tentang, meminjam kalimat Goenawan sendiri, "ikatan emosional yang menjelam berupa air mata yang merebak ketika melihat sebuah bendera dikibarkan dan sebuah tekad dibisikan ; padamu negeri, jiwa raga kami
Item Description: Judul asli : Kata, waktu : esai Goenawan Mohamad 1960-2000
Indeks
Physical Description: xix, 281 halaman ; 20 cm
Bibliography: Bibliografi : halaman 274-277
ISBN: 9789799065223