| Summary: |
Ada yang bilang, peluang keberhasilan cinta pertama hanya 0,00001 persen. Dan sepertinya Nona Pinguin kehilangan peluang tersebut. Cinta pertama yang dia rasa berubah menjadi patah hati pertama sebelum sempat mengecap keindahan. Seperti bunga yang layu sebelum mekar. Jatuh cinta dan patah hati adalah sepaket. Harusnya Nona Pinguin paham mengenai itu. Dari awal semestinya dia sudah bersiap diri untuk merasakan patah hati sebagai resiko dari jatuh cinta. Di depan Eksodus, hujan mempertemukan keduanya; seorang gadis bermata bulat nan indah memikat bak anak Pinguin, dengan seorang lelaki bertubuh tinggi layaknya Jerapah. Kehadiran Toben ?makhluk berkaki empat dengan bulu legam, membuat jarak antara Nona Pinguin dan Tuan Jerapah semakin terkikis hingga merekat. Dekat dan lekat meski tanpa nama, hanya ada rasa yang kian bersemi. Cinta pertama bagi sang Nona, tetapi tidak sama bagi sang Tuan. Jika bagi pemilik Eksodus, gadis itu adalah latte yang terlihat lembut di luar, tetapi menyimpan kekuatan espresso di dalam. Berbeda bagi Tuan Jerapah, Nona Pinguin adalah cokelat panas yang mencairkan kebekuan hatinya. Namun, janji yang berusaha ditepati Tuan Jerapah membuatnya terus menyangkal rasa yang ada. Serta kesimpulan yang diambil sepihak mengaburkan realita. Benarkah peluang keberhasilan cinta pertama hanya 0,000001 persen?
|
