Prahara yang terselubung membedah kerukunan pasca konflik di Ambon
Upaya ke arah perdamaian yang telah dilakukan oleh berbagai pihak di bawah koordinasi pemerintah akhirnya membawa kesepakatan untuk merajut kembali kedamaian yang telah terkoyak. Pilihan yang menjadi alternatif utama adalah melakukan tindakan preventif dengan "Segregasi pemukiman" antara M...
Format: | Book |
---|---|
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Bantul :
CV Lintas Nalar
, 2019.
|
Edition: | Edisi revisi, cetakan ke 2, Mei 2019 |
Subjects: |
Summary: |
Upaya ke arah perdamaian yang telah dilakukan oleh berbagai pihak di bawah koordinasi pemerintah akhirnya membawa kesepakatan untuk merajut kembali kedamaian yang telah terkoyak. Pilihan yang menjadi alternatif utama adalah melakukan tindakan preventif dengan "Segregasi pemukiman" antara Muslim dan umat Nasrani. Kebijakan "Segregasi pemukiman" ini sudah berlangsung selama kurang lebih dua dasawarsa (16-17 tahun), tetapi secara psikologis masyarakat masih dibayangi oleh "trauma" masa lampau yang belum bisa hilang dari benaknya. Interaksi yang terbangun dalam kehidupan sosial bersifat "interaksi formal", hanya terdapat di ruang-ruang publik serta untuk kepentingan kedinasan. Tulisan inimengurai persoalan "segregasi pemukiman" antara umat Muslim dan umat Nasrani pasca konflik di Ambon dilihat dari perspektif masing-masing umat beragama dengan argumentasinya. Persoalannya kemudian tidak berhenti sampai di situ, tetapi perlu pengamatan yang lebih hati-hati dengan penuh kebijakan untuk memformulasi kedamaian yang komprehensif dan langgeng. Apalagi kerukunan umat beragma masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan di Indonesia. |
---|---|
Physical Description: |
xx, 155 halaman : ilustrasi ; 21 cm |
Bibliography: |
Bibliografi : halaman 147-152 |
ISBN: |
9786237212034 |