Summary: |
Penyair selalu berada dalam sebuah ketegangan, sebuah kondisi tarik-menarik antara mengabdi pada estetika atau mengabdi pada komunikasi. Ibaratnya, seorang penyair menjejakkan kakinya pada dua pijakan yang berbeda. Satu kakinya berjejak di karang yang tajam, yaitu bumi estetika yang membuatnya harus mengeksplorasi dan bergentayangan menemu, menyepuh, dan memberdayakan bahasa. Di sisi lain, ia berjejak di batu penuh lumut yaitu kepentingan ide dan tujuan berkomunikasi dengan pembacanya. Tugas abadi seorang penyair adalah menemukan bahasa yang oleh Kafka dikatakan sebagai ketegangan antara 'menemui' bahasa dan 'menemukan' bahasa. Menemukan bahasa berarti sebuah petualangan dan pengembangan untuk mendapatkan pengalaman baru dalam sebuah kata, walaupun boleh jadi kata tersebut sudah lazim dipakai. Pengalaman baru itu bisa berupa pemerolehan efek, sensasi, sigesti atau asosiasi yang tidak diperoleh oleh banyak orang. Menemukan bahasa merupakan penggalian yang dalam terhadap kata. Penyair yang telah menemukan bahasa menjadikan puisi-puisi akan lekat dan berbekas dalam diri pembacanya.
|