Summary: |
Pertanyaan yang David Wenham coba jawab dalam bukunya ini adalah, ?Apa yang dikatakan orang Kristen mula-mula tentang Yesus?? (xiii). Untuk menjawabnya, Wenham memasuki area analisis tradisi (tradition criticism). Ia mempertahankan adanya tradisi lisan, yaitu ajaran tentang Yesus dan karya-Nya yang bersifat teratur dan sistematis, yang proses penyebarannya berlangsung secara ?formal-terkendali? dalam relasi guru-murid yang khusus. Relasi khusus ini menyingkapkan pula sebuah gambaran kemuridan (discipleship) dan pemuridan (disciple-making) di zaman Yesus dan di Gereja mula-mula.Tradisi lisan ini tidak diuntungkan dengan keberadaan analisis-analisis kitab, seperti misalnya analisis sumber (source criticism) atau analisis kesusastraan (literary criticism), dengan tokohnya, misalnya Birger Gerhardsson, dan juga analisis ragam sastra/analisis gaya sastra/kritik bentuk (genre analysis/form criticism), serta analisis redaksi (redaction criticism). Analisis-analisis ini menyimpulkan bahwa kemiripan yang ada di antara kitab-kitab kanonik paling baik dijelaskan sebagai kesalingbergantungan sastra, misalnya Injil Matius dan Lukas bergantung pada Injil Markus dan sumber yang disebut Q (Quelle)
|