Summary: |
Puisi itu bagai kembang yang bermekaran di taman. Sekian jenis bunga dengan beraneka rupa, warna, dan aroma. Ada yang rumit ramai warna, ada yang anggun bersahaja. Ada puisi kelam berbalut misteri, dan pula puisi sederhana nan terang benderang. Apapun itu, toh semua bunga tetaplah indah. Puisi sederhana tidak identik dengan ala kadarnya. Sungguh kesederhanaan bukanlah lawan kata dari kerumitan. Dalam banyak hal justru kesederhanaan adalah pertanda kematangan, buah dari pemahaman yang mengendap. Bila membaaaca larik demi larik puisi dalam buku ini, anda niscaya menemukan kebenaran itu. Pemilihan katanya cenderung bersahaja, tapi tidak berarti menyajikan kedangkalan makna. Bait demi bait terangkai rapi, lembut, hingga menghadirkan keteduhan. Kedalaman substantif justru tampak pada puisi yang terpantik dari pengalaman sepele seperti saat sarapan pecel miie di kantin SD atau kala menyaksikan ombak berkejaran di pantai Senggigi.
|