| Summary: |
Selama beberapa dekade, orang Indonesia Tionghoa telah menjadi sorotan keras di negara mereka sendiri. Mulai dari hal-hal yang dianggap sederhana seperti mendapatkan dokumen resmi untuk menjadi warga negara Indonesia yang sah, satu-satunya tanah air mereka sekarang, di mana mereka dapat dilecehkan dan dipojokkan, yang tidak jarang sampai pada ekstrem di mana mereka dijadikan sebagai korban dan kambing hitam terutama ketika isu-isu yang berkaitan dengan rasisme muncul. Sama halnya dengan suku bangsa lainnya, mereka juga hidup dalam kelas ekonomi yang berbeda. Ada yang sangat kaya, ada yang kaya, ada yang hidup dalam ekonomi kelas menengah, ada yang hidup sederhana, ada yang miskin, dan ada yang berusaha bertahan hidup dari kemiskinan. Di daerah perkotaan, mereka terlihat menjalani kehidupan yang baik; beberapa sangat kaya atau bahkan sangat makmur. Kebanyakan dari orang-orang ini adalah pengusaha, mulai dari ukuran kolosal hingga usaha kecil-kecilan belaka. Namun, kenyataan juga menunjukkan bahwa banyak orang Indonesia Tionghoa di daerah pinggiran menjalani kehidupan sehari-hari yang tidak menentu dan bahkan ada yang sangat miskin. Nelayan di Tangerang, Sumatera Utara, Riau, Bangka atau tukang becak, buruh kasar, sopir angkot, pembantu rumah tangga, office boy, dan pekerja kerah biru di Kalimantan Barat (Sambas dan Singkawang) dan Bangka adalah contoh faktual dari kehidupan yang melelahkan yang harus mereka jalani. Terlepas dari semua fakta, orang sering lupa atau bahkan sengaja mengabaikan fakta bahwa banyak orang Indonesia Tionghoa juga telah memberikan kontribusi positif bagi negara mereka dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, olahraga, budaya, ilmu pengetahuan, atau sektor politik untuk beberapa nama. . Fakta-fakta tersebut juga perlu dipahami dan dicerahkan kepada sesama warga negara agar dapat memberikan gambaran yang lebih seimbang, objektif, dan penilaian yang tidak diskriminatif yang pada gilirannya dapat mencegah timbulnya kebencian, ketidaksukaan, dan prasangka buruk lainnya terhadap warga negara Indonesia keturunan Tionghoa karena adanya stereotip dan pelabelan yang tidak akurat di masa lalu. Buku ini mencoba menyajikan potret objektif orang Indonesia Tionghoa dan peran mereka dalam negara dan negara tercinta, dengan tujuan yang sama dari semua bangsa Indonesia yang dibanggakan?mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia yang lebih kuat, negara yang menjunjung tinggi pluralisme dan prinsip Bhinneka Tunggal Ika melalui falsafah pancasila yang terhormat
|
