Summary: |
Penangsang, Lukisan Sembilan Cahaya ini diawali dari kisah malam penyerbuan pasukan Pajang ke Jipang untuk memburu dan membunuh Mataram dan Penangsang. Kakak beradik anak Pangeran Sekar itu telah mendapatkan vonis dari majelis Jeksa untuk dihukum pati. Majelis jeksa yang dikendalikan Karebet setelah dia berhasil menyingkirkan para Ulama dalam lembaga dewan wali dengan membubarkannya. Dikisahkan dalam peristiwa penyerbuan itu penuh dengan tragedi dan intrik. Patih Matahun yang mendampingi Penangsang sejak kecil terbunuh dalam peperangan itu. Mataram yang menghadapi pasukan Pajang itu dianggap sebagai Penangsang oleh penyerbu. Padahal Penangsang tengah meloloskan diri dari Jipang. Penangsang mendapatkan mandat dari Sang guru, Sunan Kudus untuk berhijrah ke tanah seberang, Palembang. Mandat dari sang guru inilah yang membuat Penangsang memantapkan hati berhijrah. Niat yang seakan diperkuat oleh Sunan Giri saat memintanya berziarah ke seluruh ulama Tanah Jawa, para penyebar cahaya Islam, sebelum hijrah. Dalam intaian bayangan pembunuhan, Penangsang berusaha meneguhkan niatnya. Sebuah amanat berat tengah diembannya, sebagai pelanjut kekhalifahan Raden patah di Tanah Seberang. Dalam kebimbangan yang terus membayang, ia mantap meninggalkan Tanah Jawa dengan berbekal pusaka " Lukisan Sembilan Cahaya".
|