| Summary: |
Menjelang 1965 yang gegap gempita oleh revolusi, politik terus menggeliat, sampai puncaknya meledak peristiwa Gerakan 30 September yang imbas riaknya mengguncangkan desa tempat suami-istri itu tinggal. Haryo kena gelombang fitnah sebab keluarga besarnya pendukung PKI, dan di desa itu terdapat dua tokoh buruh yang kerap berkampanye pada petani, buruh, dan pemuda. Pendukung PKI dihabisi, darah membuat aliran sungai Serayu memerah. Hidup keluarga Haryo dan Harni berubah drastis. Rumahnya dibakar, ia dipecat sebagai guru, dan Haryo pun lenyap. Harni yakin Haryo dipenjara, dan ia terus mencari keberadaan suaminya. Dalam pencarian itu, ia kesetiaan, kebaikan, serta keluguan Harni diuji sampai akhir oleh ketakutan, keganasan politik, dan aparat militer. Di novel ini Risdha Yuwanto berhasil mengorek kegentingan politik dari drama di desa kecil di sebuah kota Jawa Tengah, persis ketika peristiwa itu pecah, lewat penuturan perempuan sederhana, tulus, bernaluri tajam, dan berkarakter kuat.
|
