Tata kelola perikanan berkelanjutan di Waduk Jatiluhur

Waduk Ir. H. Djuanda atau yang dikenal dengan nama Waduk Jatiluhur terbentuk dengan membendung Sungai Citarum. Waduk ini mempunyai luas maksimum 8.300 ha dengan kedalaman rata-rata 37,6 m dan kapasitas tampung air sebesar 3 juta meter kubik. Waduk berfungsi serbaguna sebagai Pembangkit Listrik Tenag...

Full description

Format: Book
Bahasa: ind
Terbitan: Yogyakarta : Deepublish , 2016
Edition: Cetakan pertama: Desember 2016
Subjects:
Summary: Waduk Ir. H. Djuanda atau yang dikenal dengan nama Waduk Jatiluhur terbentuk dengan membendung Sungai Citarum. Waduk ini mempunyai luas maksimum 8.300 ha dengan kedalaman rata-rata 37,6 m dan kapasitas tampung air sebesar 3 juta meter kubik. Waduk berfungsi serbaguna sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 187,5 MW, sumber air untuk irigasi, industri dan air baku air minum, pengendali banjir disamping fungsi tambahan untuk perikanan dan pariwisata. Dewasa ini, ekosistem Waduk Jatiluhur mengalami penurunan kualitas air yang disebabkan oleh faktor eksternal dan internal, penurunan keanekaragaman jenis ikan dan peningkatan populasi spesies ikan asing invasive serta gulma eceng gondok. Faktor eksternal yang menyebabkan penurunan kualitas air bersumber dari limbah yang dibawa aliran air dari Waduk Cirata, Sungai Cilalawi dan 19 buah sungai kecil serta dari daerah tangkapan air waduk. Faktor internal penyebab penurunan kualitas air berasal dari aktivitas budidaya ikan dalam Keramba Jaring Apung (KJA).
Physical Description: xxi, 260 halaman : ilustrasi ; 25 cm
Bibliography: Bibliografi : halaman 84-89
ISBN: 9786024531126