| Summary: |
Pagi hari yang biasa-biasa saja. Pokoknya biasa banget, matahari males-malesan melaksanakan tugasnya. Orang-orang memanfaatkan hari ini, dengan cara yang berbeda. Ada yang dengan semangatnya berolahraga pagi. Entah itu jogging atau sekadar ngeliatin bebek-bebek di taman. Ada pula yang Cuma tidur-tiduran di bangku taman. Lain halnya dengan di sekolahan SMA 88. Di depan pintu gerbang, abang tukang bakso lagi asyik ngutak-ngatik radionya. Katanya si, nyari lagu-lagu yang asyik, buat ngebangkitin selera makan anak-anak. Abang pangsit pun nggak mau kalah, dia justru lagi ngecat piring-piring dan gelasnya. Katanya ganti suasana, gitu. Masuk di dalemnya lagi, kelihatan banget anak-anak lagi pada sibuk nyontek peer temennya. Pokoknya kalang kabut deh. Sketsa cinta sepasang anak manusia yang penuh dengan kekonyolan-kekonyolan yang serius, sekaligus keseriusan yang kadang-kadang konyol. Persahabatan yang begitu kental. Cinta yang begitu dalam. Keseharian yang selalu kelihatan saling mengejek, tetapi sebenarnya jauh di djjlam hati ada cinta yang sangat kuat. Gaya penulisan dengan dialog yang begitu mengalir membuat novel ini terasa enak dibaca dari awal sampai halaman terakhir.
|
