Ayah menyayangi tanpa akhir pada saatnya kita memang harus sendiri

Menikah dini dengan sekian resiko. Arjuna menjadi orang tua tunggal dan menanggalkan segala kecengengan romannya. Mengajari Mada sebagai elang kecil yang harus siap terbang bersahabat dengan angin badai. Pagi itu Mada mogok sekolah, ia menitikkan air mata ketika Juna mendekatinya dan membentak, &quo...

Full description

Format: Book
Bahasa: ind
Edition: Cetakan XV, 2015
Subjects:
LEADER 01561cam a2200349 a 4500
001 INLIS000000000841519
005 20181015093756.0
006 aa g 0|0 f
007 ta
008 181005s2015 jkia g 0|0 f ind
020 # # |a 978-602-1298-63-3 
035 # # |a 0010-0918005069 
040 # # |a JKPNPNA  |b ind  |e rda 
082 0 4 |a 899.221 3  |2 [23] 
084 # # |a 899.221 3 KIR a 
100 0 # |a Kirana Kejora  |e pengarang 
245 1 0 |a Ayah menyayangi tanpa akhir :  |b pada saatnya kita memang harus sendiri /  |c Kirana Kejora ; editor, Budi Darmawan 
250 # # |a Cetakan XV, 2015 
264 # 0 |a Jakarta :  |b Zettu,  |c 2015 
264 # 2 |a Jakarta :  |b Niaga Swadaya,  |c 2015 
300 # # |a 372 halaman ;  |b ilustrasi ;  |c 20 cm 
336 # # |a teks  |2 rdacontent 
337 # # |a tanpa perantara  |2 rdamedia 
338 # # |a volume  |2 rdacarrier 
520 # # |a Menikah dini dengan sekian resiko. Arjuna menjadi orang tua tunggal dan menanggalkan segala kecengengan romannya. Mengajari Mada sebagai elang kecil yang harus siap terbang bersahabat dengan angin badai. Pagi itu Mada mogok sekolah, ia menitikkan air mata ketika Juna mendekatinya dan membentak, "Jangan menangis!" Mada segera mengusap air mata dengan kedua tangan kecilnya sambil terus menunduk, namun ia berani menjawab, "Hari ini hari ibu. Teman-teman Mada datang dengan ibunya. Semua murid harus baca puisi untuk ibunya." 
650 # 4 |a Fiksi Indonesia 
700 0 # |a Budi Darmawan  |e editor 
850 # # |a JKPNPNA 
990 # # |a 201800103033029 
990 # # |a 201800103033031 
990 # # |a 201800103033033 
990 # # |a 201800103033027