Gelandangan di kampung sendiri pengaduan orang-prang pinggiran
Rasa-rasanya, para pejabat sering salah sangka terhadap rakyat dan dirinya sendiri. Mereka menyangka bahwa mereka adalah atasan rakyat dan dirinya sendiri. Mereka menyangka bahwa mereka adalah atasan rakyat, sementara rakyat mereka kira bawahan. Mereka merasa tinggi dan rakyat itu rendah. Maka, Mere...
Format: | Book |
---|---|
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Yogyakarta :
Bentang Pustaka
, 2018
|
Edition: | Cetakan pertama, April 2018 |
Subjects: |
Summary: |
Rasa-rasanya, para pejabat sering salah sangka terhadap rakyat dan dirinya sendiri. Mereka menyangka bahwa mereka adalah atasan rakyat dan dirinya sendiri. Mereka menyangka bahwa mereka adalah atasan rakyat, sementara rakyat mereka kira bawahan. Mereka merasa tinggi dan rakyat itu rendah. Maka, Mereka merasa sah dan tidak berdosa kalau memaksakan kehendak mereka tas rakyat. Mereka membat peraturan untuk mengatur mereka tas rakyat. Mereka membuat peraturan untuk mengatur rakyat karena merasa merekalah yang berhak membuat peraturan. Rakyat hanya punya kewajiban untuk mentaatinya. Inilah tatanan dunia yan dibolak-balik. Bukankah hak atas segala aturan berada di tangan rakyat ? Kalau rakyat tidak setuju itu berarti bos tidak setuju. Hamba sahaya harus punya telongan selebar mungkin untuk mendengarkan aapa kata juragannya. Makan menjadi aneh jika rakyat terus menerus diwajibkan berpartisipasi dalam pembangunan. Karena rakyatlah pemilik pembangunan. |
---|---|
Item Description: |
Pernah diterbitkan dengan judul yang sama pada tahun 1995 |
Physical Description: |
vii, 296 halaman; 21 cm |
Bibliography: |
Bibliografi : halaman 286-290 |
ISBN: |
9786022914723 |