Summary: |
AL-QUR'ANUL KARIM adalah kitab suci yanglcrakhir diturunkan Allah dengan perantaraan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai kunci dan kesimpulan dari isi semua kitab suci yang pernah diturunkan Allah kepada para nabi dan rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad Saw., terdiri atas 6.236 ayat atau 114 surah. Di dalamnya mencakup ajaran semua nabi dan rasul, ajaran semua wali Allah, dan ahli-ahli pikir yang benar. Selain itu, juga mencakup penolakan terhadap ajaran-ajaran agama yang salah, pendapat-pendapat dan filsafat-filsafat yang salah, serta membetulkan hal-hal yang salah tersebut. Di dalamnya mencakup semua ajaran agama-agama yang benar yang pernah berkembang di muka bumi dari dulu sampai sekarang, menjadi satu agama yang kekal abadi, yaitu agama Islam. Selain berisi pokok-pokok agama, filsafat kebenaran, hukum-hukum dan aturan-aturan yang harus dilaksanakan manusia yang hidup di bumi dari dulu sampai sekarang dan nanti, terdapat pula berbagai sejarah dan kisah yang pemah terjadi pada zaman dahulu ketika manusia belum pandai menuliskan sejarah. Kisah tersebut bukanlah khayal atau fiktif, tetapi wahyu Allah, yaitu kebenaran yang berasal dari Zat Yang Mahabenar, yaitu Allah yang hanya Dia sajalah yang benar-benar mengetahui kejadian-kejadian yang dahulu, sekarang, dan yang akan terjadi. Di sinilah letak kehebatan Nabi Ibrahim. Sejak masa remajanya, tanpa seorang guru atau pengasuh, hanya semata-mata dengan akal yang dikaruniakan Allah kepadanya saja, ia sudah dapat mempergunakan akalnya sehingga memperoleh ilmu pengetahuan dan keyakinan (kepercayaan) yang tidak dapat dicapai oleh orang lain, sekalipun orang lain itu hidup di alam bebas, memiliki harta kekayaan atau pangkat yang tinggi seperti Raja Namrud. Memang benar juga jika ada sebagian orang yang berpendapat bahwa dengan akal atau pikiran semata-mata, manusia harus dapat memercayai akan adanya Allah dan semua kebesaran-Nya, harus dapat memercayai bahwa Allah itu Maha Esa. Benar pula pendapat manusia yang mengatakan bahwa terkadang ilmu pengetahuan yang diperoleh manusia tidak secara ikhlas dan mumi, atau harta kekayaan dan pangkat-pangkat yang tinggi tidak menjadikan ma¬nusia bertambah pintar, melainkan menjadikan manusia bertambah bodoh. Kemudian karena kebodohannya itu, mereka yang berilmu, yang berharta, dan berkuasa itu sampai tidak percaya kepada Allah Sang Pencipta, malah menyembah berhala, patung-patung, dan memercayai tukang-tukang tenung atau dukun-dukun.
|