Kekuatan shalawat menyibak rahasia dahsyatnya shalawat tak terbatas
Banyak dari kita, kaum muslimin, yang menggangap bahwa shalawat hanyalah sekadar doa untuk Nabi Muhammad SAW, ataupun sekadar kalimat zikir biasa yang tidak ada keistimewaan ataupun hal-hal yang luar biasa di dalamnya. Karena ketika nama Nabi Muhammad SAW disebut di hadapan kita, acapkali kita begit...
Main Author: | Turmudi A. Adyn 1967- (-) |
---|---|
Corporate Authors: | Tim AMP Press (-) |
Format: | Book |
Bahasa: | ind ara |
Terbitan: |
Jakarta :
AMP Press
, 2014.
|
Edition: | Cet .1 |
Subjects: |
Summary: |
Banyak dari kita, kaum muslimin, yang menggangap bahwa shalawat hanyalah sekadar doa untuk Nabi Muhammad SAW, ataupun sekadar kalimat zikir biasa yang tidak ada keistimewaan ataupun hal-hal yang luar biasa di dalamnya. Karena ketika nama Nabi Muhammad SAW disebut di hadapan kita, acapkali kita begitu kikir untuk sekadar menyambut nama Nabi Muhammad SAW tersebut dengan bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Padahal, andai saja setiap dari kita tahu betapa shalawat itu penuh keutamaan, kekuatan, keajaiban, dan kedahsyatan yang luar biasa, niscaya tanpa mendengar nama Nabi Muhammad SAW disebut sekalipun, kita akan tetap memperbanyak bacaan shalawat atas nama Nabi Muhammad SAW. Buku ini memberikan pencerahan kepada kita tentang pentinnya membaca atas nama Nabi Muhammad SAW, bukan sekadar bukti kecintaan kita kepada beliau, tetapi juga sebagai sarana untuk meraih kebahagiaan kita di dunia dan akhirat. Allah Swt telah berfirman kepada Nabi Musa As: ??Maukah engkau agar Aku dekat denganmu melebihi dekatnya ucapanmu dari lisanmu, melebihi jiwamu dengan ragamu, melebihi cahaya penglihatanmu dengan kedua matamu, dan melebihi pendengaranmu dengan telingamu? Maka bacalah shalawat sebanyak mungkin kepada Nabi Muhammad Saw.? Mengapa membaca shalawat kepada Nabi Saw sama dengan mendekatkan diri hamba kepada? Sebab dalam shalawat itu tercantum serta merta nama Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw Maka semakin sering hamba membaca shalawat, niscaya makin sering menyebut Nama Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu membaca shalawat atas Nabi Muhammad Saw sungguh dapat menambah kedekatan seorang hamba kepada Allah Swt. Para ulama sepakat, bahwa syafa?at adalah sebuah pokok ajaran yang bersumber dari Islam. Baik yang bersumber dari keterangan wahyu di dalam kitab Al-Qur?an al-Karim, maupun yang bersumber dari al-Hadits Nabi Saw. Yang diriwayatkan keturunannya yang suci. Mengenai hal ini semua ulama Islam sepakat. Kalau pun toh muncul sebuah perbedaan pendapat tentang syafa?at itu hanya dari segi makna dan dari segi kekhususan syafa?at itu. Halnya menurut pendapat golongan Imamiyah dan Asy?ariyah bahwasannya Rasulullah Saw, akan memberikan syafa?at kepada golongan orang-orang yang berdosa besar dari umatnya besok pada hari kiamat, sedangkan kaum Mu?tazilah menolak pendapat di atas bahwa syafa?at Rasulullah itu untuk orang-orang taat bukan untuk orang berbuat maksiat. memberi syafa?at kepada orang yang berhak mendapat siksa dari semua makhluk. Sebaliknya, Syeikh Al-Mufid dalam kitab A?wailul Maqallat mengungkapkan bahwa madzhab mu?tazilah berpendapat bahwa Rasulullah Saw hanya akan memberi syafa at kepada orang-orang yang taat, bukan kepada orang- orang yang berbuat maksiat. Mereka beralasan bahwa sesungguhnya Nabi Saw tidak akan memberi syafa?at sebab syafaat itu bukan hak bagi semua orang yang berbuat dosa. (Awailul Maqalati li Al-syaikh Al-Mufidz, hal. 14-15). Dari sini muncul perbedaan mengenai definisi syafa?at, apakah syafa?at itu diartikan dengan ?bertambahnya kemanfaatan atau kebaikan bagi orang mukmin untuk mendapatkan pahala atau gugurnya siksa, seperti pendapat golongan Al-Waidiyah atau menurut madzhab lainya. Sehingga apa- bila perbedaan itu lebih dari satu persoalan maka mengarah pada bidang al-Masyfu? lahu yaitu kepada orang yang disyafa?ati. (Al-Khasyful Murad, Al-?Alim Al-Halli.). Selanjutnya apabila muncul persoalan tentang pemahaman makna apakah syafa?at itu diberikan bagi orang yang taqwa ataukah bagi orang berbuat dosa, ataukah bagi yang lainnya, maka diarahkan kembali pada makna syafa?at itu sendiri, apakah bermakna mencari bertambahnya keman faatan ataukah untuk menggugurkan siksa? |
---|---|
Physical Description: |
176 hlm. ; 21 cm |
Bibliography: |
Bibliografi : hlm. 173-175 |
ISBN: |
9786029247602 |