ANALISIS PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH TENTANG HUKUM MEMBACASURAT AL-FATIHAH DALAM SHALAT
Main Author: | FENNI FEBIANA, |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.uin-suska.ac.id/7310/1/fm.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/7310/2/BAB%201.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/7310/3/BAB%202.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/7310/4/BAB%203.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/7310/5/BAB%204.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/7310/6/BAB%205.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/7310/7/em.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/7310/ |
ctrlnum |
7310 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.uin-suska.ac.id/7310/</relation><title>ANALISIS PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH TENTANG HUKUM
MEMBACASURAT AL-FATIHAH DALAM SHALAT</title><creator>FENNI FEBIANA, </creator><subject>297.56 Etika Moral Islam dalam Hal Tertentu</subject><description>Skripsi ini berjudul “ANALISIS PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH
TENTANG HUKUM MEMBACA SURAT AL-FATIHAH DALAM
SHALAT”.
Shalat merupakan ibadah mahdah, shalat juga merupakan salah satu rukun
Islam. Ibadah shalat memiliki syarat dan rukun yang harus dipenuhi dalam
pelaksanaanya. Apabila tidak terpenuhi salah satu rukunnya maka shalat tidak sah.
Sebagaimana dalam latar belakang penulisan ini dipaparkan jumhur ulama
sepakat bahwa tidak sah shalat tanpa bacaan al-Fatihah. sebagaimana sabda Nabi
mengatakan Tidak sah shalat tanpa membaca al-fatihah. Sedangkan Imam Abu
Hanifah berpendapat bahwa tidak wajib membaca al-Fatihah dalam shalat. Yang
diwajibkan dalam shalat adalah bacaan ayat al-Qur’an. Landasan hukum Imam
Abu Hanifah adalah firman Allah surat al-muzammil ayat 20, yang mengatakan
bacalah apa yang mudah bagimu dari al-Qur’an. Dan hadist Nabi SAW yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
Penelitian ini berbentuk penelitian kepustakaan library research, analisis
ini difokuskan pada penelusuran literatur dan bahan pustaka yang relevan dengan
masalah yang diangkat. Sumber bahan primer penelitian ini adalah badaa’i al- shonaa’i karangan Alaudin Abu Bakar bin Mas’ud Al-Kasani Al-Hanafi dan al- mabshut, karangan Samsuddin As-syarkhasy dan literatur-literatur yang lain
terutama yang berkaitan dengan kedudukan surat al-Fatihah dalam shalat.
Data yang sudah dikumpul di analisis dengan tahap-tahap analisis
deskriptif, metode ini penulis gunakan untuk memahami pendapat Imam Abu
Hanifah tentang bacaan surat al-Fatihah dalam shalat, dan metode yang dipakai
Imam Abu Hanifah, dengan metode ini data dapat dianalisis hingga dapat suatu
kesimpulan.
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah Imam Abu Hanifah
berpendapat bahwa hukum bacaan surah al-Fatihah dalam shalat adalah wajib, dan
tidak termasuk rukun shalat. Karena dalil yang mengatakan al-Fatihah adalah
rukun shalat merupakan dalil yang zhanni yang mengandung hukum wajib.
Alasan atau dasar hukum yang digunakan Imam Abu Hanifah dalam menetapkan
hukum bacaan surah al-Fatihah dalam shalat adalah al-Qur’an surah muzammil
ayat 20 yang merupakan dalil qath’i, dan dalil yang digunakan jumhur merupakan
dalil zhanni yang tidak bisa men-takhsis dalil qath’i. Setelah dilakukan penelitian
ini, Penulis lebih cenderung sependapat dengan jumhur ulama karena perintah
dalam hadist yang digunakan tegas dan bersifat muqayyad, dimana apabila ada
sebab hukum yang sama, kemudian ada dua dalil yang sama yaitu mutlaq dan
muqayyad. maka yang lebih diberlakukan dalil yang bersifat muqayyad dari pada
dalil yang bersifat mutlaq. Sesuai dengan kaedah ushul fiqh yajidu taqyidul
mutlaq bil muqayyad.</description><date>2015-09-14</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.uin-suska.ac.id/7310/1/fm.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.uin-suska.ac.id/7310/2/BAB%201.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.uin-suska.ac.id/7310/3/BAB%202.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.uin-suska.ac.id/7310/4/BAB%203.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.uin-suska.ac.id/7310/5/BAB%204.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.uin-suska.ac.id/7310/6/BAB%205.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.uin-suska.ac.id/7310/7/em.pdf</identifier><identifier> FENNI FEBIANA, (2015) ANALISIS PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH TENTANG HUKUM MEMBACASURAT AL-FATIHAH DALAM SHALAT. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. </identifier><recordID>7310</recordID></dc>
|
language |
eng |
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview Book:Book Book |
author |
FENNI FEBIANA, |
title |
ANALISIS PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH TENTANG HUKUM
MEMBACASURAT AL-FATIHAH DALAM SHALAT |
publishDate |
2015 |
topic |
297.56 Etika Moral Islam dalam Hal Tertentu |
url |
http://repository.uin-suska.ac.id/7310/1/fm.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/7310/2/BAB%201.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/7310/3/BAB%202.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/7310/4/BAB%203.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/7310/5/BAB%204.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/7310/6/BAB%205.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/7310/7/em.pdf http://repository.uin-suska.ac.id/7310/ |
contents |
Skripsi ini berjudul “ANALISIS PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH
TENTANG HUKUM MEMBACA SURAT AL-FATIHAH DALAM
SHALAT”.
Shalat merupakan ibadah mahdah, shalat juga merupakan salah satu rukun
Islam. Ibadah shalat memiliki syarat dan rukun yang harus dipenuhi dalam
pelaksanaanya. Apabila tidak terpenuhi salah satu rukunnya maka shalat tidak sah.
Sebagaimana dalam latar belakang penulisan ini dipaparkan jumhur ulama
sepakat bahwa tidak sah shalat tanpa bacaan al-Fatihah. sebagaimana sabda Nabi
mengatakan Tidak sah shalat tanpa membaca al-fatihah. Sedangkan Imam Abu
Hanifah berpendapat bahwa tidak wajib membaca al-Fatihah dalam shalat. Yang
diwajibkan dalam shalat adalah bacaan ayat al-Qur’an. Landasan hukum Imam
Abu Hanifah adalah firman Allah surat al-muzammil ayat 20, yang mengatakan
bacalah apa yang mudah bagimu dari al-Qur’an. Dan hadist Nabi SAW yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
Penelitian ini berbentuk penelitian kepustakaan library research, analisis
ini difokuskan pada penelusuran literatur dan bahan pustaka yang relevan dengan
masalah yang diangkat. Sumber bahan primer penelitian ini adalah badaa’i al- shonaa’i karangan Alaudin Abu Bakar bin Mas’ud Al-Kasani Al-Hanafi dan al- mabshut, karangan Samsuddin As-syarkhasy dan literatur-literatur yang lain
terutama yang berkaitan dengan kedudukan surat al-Fatihah dalam shalat.
Data yang sudah dikumpul di analisis dengan tahap-tahap analisis
deskriptif, metode ini penulis gunakan untuk memahami pendapat Imam Abu
Hanifah tentang bacaan surat al-Fatihah dalam shalat, dan metode yang dipakai
Imam Abu Hanifah, dengan metode ini data dapat dianalisis hingga dapat suatu
kesimpulan.
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah Imam Abu Hanifah
berpendapat bahwa hukum bacaan surah al-Fatihah dalam shalat adalah wajib, dan
tidak termasuk rukun shalat. Karena dalil yang mengatakan al-Fatihah adalah
rukun shalat merupakan dalil yang zhanni yang mengandung hukum wajib.
Alasan atau dasar hukum yang digunakan Imam Abu Hanifah dalam menetapkan
hukum bacaan surah al-Fatihah dalam shalat adalah al-Qur’an surah muzammil
ayat 20 yang merupakan dalil qath’i, dan dalil yang digunakan jumhur merupakan
dalil zhanni yang tidak bisa men-takhsis dalil qath’i. Setelah dilakukan penelitian
ini, Penulis lebih cenderung sependapat dengan jumhur ulama karena perintah
dalam hadist yang digunakan tegas dan bersifat muqayyad, dimana apabila ada
sebab hukum yang sama, kemudian ada dua dalil yang sama yaitu mutlaq dan
muqayyad. maka yang lebih diberlakukan dalil yang bersifat muqayyad dari pada
dalil yang bersifat mutlaq. Sesuai dengan kaedah ushul fiqh yajidu taqyidul
mutlaq bil muqayyad. |
id |
IOS7815.7310 |
institution |
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau |
affiliation |
ptki.onesearch.id |
institution_id |
47 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau |
library_id |
4 |
collection |
Institutional Repository UIN Sultan Syarif Kasim Riau |
repository_id |
7815 |
city |
KOTA PEKANBARU |
province |
RIAU |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS7815 |
first_indexed |
2019-07-31T02:08:21Z |
last_indexed |
2019-07-31T02:08:21Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1674821917642588160 |
score |
17.538404 |