Analisis Makna Usuisebagai Polisemi dalam Kalimat Bahasa Jepang
Daftar Isi:
- Dalam Bahasa Indonesia ada banyak kata yang memiliki arti lebih dari satu, begitupun dalam Bahasa Jepang. Meskipun pengucapan dan penulisannya sama tetapiapabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia,kata-katatersebut dapat berubah maknanya sesuai dengan konteks kalimat yang menyertainya. Kata seperti ini dalam lingkup linguistik disebut dengan polisemi atau dalam Bahasa Jepang lebih dikenal dengan tagigo.Dalam Bahasa Jepang usuimerupakan kata berpolisemi. Usui merupakan adjektiva yang memiliki makna dasar yaitu tipis, namun padanan kata usuidalam Bahasa Indonesia dapat berbeda dari makna dasarnya dengan menyesuaikan konteks kalimat yang menyertainya. Metode analisisyang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknikyang digunakan dalam menganalisis penelitian polisemi ada tiga cara. Pertama,dengan pemilihan makna. Kedua,dengan menentukan makna dasar kata tersebut. Ketiga, dengan mendeskripsikan hubungan keterkaitan antar makna yang ada dalam kalimat. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa jitsureiyang bersumber dari koran digital seperti koranYomiuri Digital (www.yomiuri.com), koran NHK Digital (www.nhk.co.jp), koran Asahi Digital (www.asahi.com), koran Jakarta Shimbun Digital (www.jakartashimbun.com), dan beberapa sumber berasal dari buku cetak berbahasa Jepang. Hasil penelitian ini, usui memiliki 12 makna. Makna dasar usuiadalah tipis, sedangkan makna perluasannyayangdipengaruhi olehalat indra antara lain adalahsedikit, muda, hambar atau tidak begitu terasa, rendah, samar atau redam, cair atau encer, tidak begitu~ atau tidak terlalu ~, lemah, kurang, remang-remang atau redup,jarangdan yang terakhir adalah kecil.