Daftar Isi:
  • Pola komunikasi adalah cara seseorang individu atau kelompok itu berkomunikasi. Pola komunikasi dalam tulisan ini adalah cara kerja suatu kelompok ataupun individu dalam berkomunikasi yang didasarkan pada teori-teori komunikasi dalam menyampaikan pesan atau mempengaruhi komunikasi.1 Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan metode surve di lapangan serta wawancara dan dokumentasi. Informan penelitian ini adalah anak Tunarungu, orang tua serta 6 guru tenaga kerja di SDLB-B Putera Asih Kota Kediri. Data ini diolah dengan analisis model interaktif dimana peneliti mereduksi data, menyajikan dan kemudian menyimpulkan data Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pola Komunikasi anak Tunarungu di SDLB-B Putera Asih Kota Kediri menggunakan beberapa Pola Komunikasi yang digunakan untuk komunikasi dengan anak lain dan lingkungan sekitar, yakni: 1). Menggunakan Pola Komunikasi Primer yaitu, pada penggunaan Lambang nirverbal yang digunakan dalam proses komunikasi dengan menggunakan anggota badan. Dalam proses komunikasi dengan menggunakan anggota badan yang meliputi bibir, kepala, dan tangan. 2). Menggunakan Pola Komunikasi sekunder yakni, menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang pada media pertama. 3). Menggunakan Pola Komunikasi Linier yakni, proses tatap muka secara langsung. 4). Dan Pola Komunikasi Kelompok yakni, penyesuaian anak Tunarrungu mengikuti tingkat kelas yang di ampunya. Faktor pendukung komunikasi anak Tunarungu adalah, a). Adanya, gambar, benda sekitar dan internet.b). Adanya dukungan dari orang tua.c). Terdapat fasilitas pendukung seperti sarana dan prasarana sekolah, serta d).Adanya media whatsapp sebagai alat bantu tambahan siswa untuk berkomunikasi.e). Serta kondisi lingkungan yang sesuai dengan anak berkebutuhan khusus Tunarungu. Sedangkan Faktor penghambat pola komunikasi anak Tunarungu yakni;a). Komunikasi kurang lancar karena keterbahasan pembendaharaan bahasa.b). Kemampuan setiap siswa satu dengan yang lain berbeda. c) Sulit menerima pesan yang bersifat pemahaman. d). Kurangnya dukungan orang tua. f). Bahasa yang digunakan sering dibolak-balik. g). Kurang fokus terhadap sebuah intruksi.