Komposisi Collembola Pada Pertanaman Kelapa Sawit di Jorong Pegang Nagari Padang Gelugur Kabupaten Pasaman
Main Author: | Fitri, Yanti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5331/1/11010075%20FITRI%20YANTI.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5331/2/Abstrak.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5331/3/Kesimpulan.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5331/4/Daftar%20Pustaka.pdf http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/5331/ |
Daftar Isi:
- Collembola dikenal sebagai hewan tanah yang hidup pada bagian permukaan tanah yang banyak terakumulasi bahan-bahan organik/serasah, sehingga mempercepat laju pemecahan bahan-bahan organik. Hewan ini tidak bersayap dan ukurannya kurang dari 6 mm. Komposisi Collembola di suatu tempat sangat penting karena berperan dalam merombak bahan organik tanah. Sehubungan dengan itu telah dilakukan penelitian tentang Komposisi Collembola pada pertanaman kelapa sawit di Jorong Pegang Nagari Padang Gelugur Kabupaten Pasaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi Collembola pada pertanaman kelapa sawit di Jorong Pegang Nagari Padang Gelugur Kabupaten Pasaman. Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif dengan cara koleksi langsung di lapanggan menggunakan perangkap sumuran (pitfall trap). Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus 2015. Hasil penelitian didapatkan: pada stasiun I kepadatan tertinggi adalah Lepidocyrtus (4,04), dan kepadatan terendah adalah Pseudisotoma dan Chipoderopsis (0,04). Pada stasiun II kepadatan tertinggi adalah Pseudisotoma (42,32) dan kepadatan terendah adalah Subisotoma (0.2). Selanjutnya kepadatan relatif tertinggi di stasiun I adalah Lepydocyrtus (66,89%) dan kepadatan relatif terendah pada stasiun I adalah Pseudisotoma (0,66%). Pada stasiun II, kepadatan relatif tertinggi adalah Pseudisotoma (75,41%) dan kepadatan relatif terendah adalah Subisotoma (0,36%). Frekuensi tertinggi stasiun I adalah Lepidocyrtus (0,68), frekuensi terendah adalah Pseudisotoma dan Chipoderopsis (0,04). Pada stasiun II frekuensi tertinggi adalah Lepidocyrtus (0,88) dan frekuensi terendah yaitu Subisotoma (0,12). Indeks Diversitas stasiun I 1,041 dan stasiun II 0,943 sedangkan Indeks Keseragaman stasiun I adalah 0,501 dan stasiun II 0,429. Semakin tinggi H’ maka keanekaragaman akan merata, dengan jumlah individu jenisnya relatif seragam.