FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS BURUH PENYADAP KARET RAKYAT DAN STRUKTUR PENERIMAAN RUMAH TANGGANYA DI DESA MARGA SAKTI KECAMATAN PADANG JAYA KABUPATEN BENGKULU UTARA
Main Authors: | Purnomo, Daniel Hadi, Putri, Suci Asriani, Bambang, Sumantri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Archive |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unib.ac.id/19793/1/skripsi%20full.pdf http://repository.unib.ac.id/19793/ |
Daftar Isi:
- Kabupaten Bengkulu Utara merupakan daerah dengan luas lahan yang digunakan atau dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan karet dan produksi yang dihasilkan tergolong tinggi di bandingkan dengan kabupaten lainnya. Daerah ini mendominasi luas lahan perkebunan karet rakyat yaitu, 24.537 hektar atau sebesar 40,72 % dari keseluruhan perkebunan karet rakyat yang ada di Proviasi Bengkulu. Desa Marga Sakti merupakan desa yang terletak di Kabupaten Bengkulu Utara dimana sebagian penduduknya masih melakukan usahatani karet sebagai matapencaharian utama. Petani pemilik merupakan petani karet yang umumnya memiliki areal perkebunan karet yang cukup luas, areal perkebunan yang cukup luas membutuhkan penanganan dan pemeliharaan yang lebih, sehingga membuat petani pemilik tersebut tidak mampu untuk memanen atau melakukan proses penyadapan seorang diri lahan perkebunan karet yang dimilikinya.Petani pemiliki ini berperan dalam mempersiapkan tanaman serta melakukan perawatan tanaman karet siap untuk disadap lalu buruh penyadap yang akan melakukan proses penyadapan tanaman karet. Sistem bagi hasil merupakan pola yang umum dilakukan dalam menjalin kemitraan antara pemilik dengan buruh penyadap, biasanya pola yang digunakan ialah sistem bagi hasil, tergantung pada usia dan produktivitas tanaman karet. Pekerjaan sebagai buruh penyadap karet hanya memerlukan waktu kerja 3-5 jam sehari. Selain sebagai buruh penyadap, buruh ini juga memiliki pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, selain sebagai buruh penyadap karet pekerjaan lain yang dilakukan buruh ini adalah sebagai buruh dodos sawit, buruh okulasi bibit karet, pedagang dan lain sebagainya. Apalagi dihadapi dengan fluktuasi harga pada jangka waktu yang tidak dapat diperkirakan, ketidakpastian ini mempengaruhi tingkat pendapatan yang diterima buruh penyadap karet, oleh karena itu buruh penyadap karet juga memiliki usaha sampingan sebagai sumber pendapatan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka. Sumber pendapatan petani karet cukup beragam, baik berasal dari sektor pertanian maupun non-pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat produktivitas buruh penyadap karet dan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas buruh penyadap karetserta struktur penerimaan rumah tangga buruh penyadap karet. Penelitian ini dilakukan di bulan Oktober-November 2019 di Desa Marga Sakti. Penentuan lokasi ditentukan dengan sengaja (Purposive) dengan pertimbangan bahwa di Desa Marga Sakti sebagian besar penduduknya bermata pencahrian sebagai buruh penyadap karet. Guna menganalisis data yang di dapat melalui wawancara langsung dengan buruh penyadap karet, data diolah dengan menggunakan rumus produktivitas, dan Regresi Linier Berganda untuk melihat faktor apa saja yang berpengaruh terhadap produktivitas buruh penyadap karet serta rumus penerimaan. Hasil dari penelitian ini menunjukan besarnya produktivitas buruh penyadap karet di Desa Marga Sakti rata-rata sebesar 8,25 Kg/jam.Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas buruh penyadap karet adalah jumlah hasil yang disadap dan harga karet serta besarnya penerimaan rumah tangga buruh adalah Rp. 2.636.000,- perbulan. Kata kunci: Karet, Produktivitas Buruh, Struktur penerimaan rumah tangga