Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Riwayat Kecelakaan terhadap Perilaku Pengemudi Sepeda Motor Indonesia
Main Authors: | Putranto, Leksmono Suryo, Rostiana, Rostiana |
---|---|
Format: | Proceeding PeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.untar.ac.id/1878/1/2014%20ACE-Pengaruh%20Faktor%20Sosial%20Ekonomi%20dan%20Riwayat%20Kecelakaan%20on%20Template.pdf http://repository.untar.ac.id/1878/ |
Daftar Isi:
- Makalah ini disusun berdasarkan da yang dikumpulkan menggunakan alat ukur perilaku pengemudi sepeda motor Indonesia yang dikembangkan penulis. Alat ukur ini dikembangkan alat ukur berdasarkan motorcycle rider behaviour questionnaires (MRBQ) yang telah ada di berbagai negara agar sesuai dengan kondisi sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Indonesia. Responden penelitian ini adalah warga Pangkalpinang, Pontianak, Manado dan sektiarnya yang meliputi total 604 responden. Alat ukur perilaku pengemudi sepeda motor Indonesia ini terdiri atas 38 pertanyaan yang dapat dikelompokkan dalam enam kelompok yaitu pelanggaran kecepatan, pelanggaran keselamatan, kesalahan kendali, kesalahan berlalu-lintas, stunts dan pelangaran lalu-lintas. Dalam pengukuran perilaku digunakan skala Likert dari 1 (tidak pernah) hingga 5 (selalu). Secara umum terlihat bahwa responden cenderung pengemudi yang berisiko rendah. Hal itu tercermin pada nilai mean komposit yang tidak satupun lebih dari 3 yang merupakan margin perilaku berisiko rendah dan berisiko tinggi. Terlihat dengan jelas bahwa riwayat kecelakaan secara nyata membedakan nilai mean komposit untuk seluruh kelompok variabel. Hal ini mengindikasikan bahwa kelompok responden yang pernah mengalami kecelakaan dalam satu tahun terakhir ini cenderung lebih berisiko dalam seluruh kelompok variabel. Gender hanya berpengaruh terhadap kelompok variabel pelanggaran kecepatan dan stunts. Kelompok umur juga mempengaruhi kelompok variabel pelanggaran kecepatan. Status pernikahan mempangaruhi kelompok variabel kesalahan berlalu-lintas, pelanggaran kecepatan dan stunts. Secara mengejutkan ternyata domisili responden berpengaruh pada hampir seluruh keompok variabel keculai kesalahan berlalu-lintas. Kelompok responden yang lebih sejahtera yang ditunjukkan dari pengeluaran per bulan yang lebih tinggi (lebih atau sama dengan tiga juta rupiah) cenderung lebih jarang melakukan stunts dibandingkan kelompok responden yang memiliki penghasilan lebih rendah (kurang dari tiga juta rupiah).