Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Sindroma Kerapuhan Menggunakan Kriteria Fried Pada Lansia Di Kota Malang

Main Author: Chriswantara, Rizq Threevisca.
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/8425/
Daftar Isi:
  • Aktivitas fisik yang terdiri dari beberapa domain yakni pekerjaan, pekerjaan rumah, transportasi, dan rekreasi dilaporkan menjadi salah satu cara untuk mengurangi resiko terjadinya sindroma kerentaan/ kerapuhan (frailty syndrome) melalui mekanisme penghambatan mediator inflamasi yang dapat mencegah terjadinya inflamasi kronis di system musculoskeletal. Penelitian survei di masyarakat kota Malang dengan target populasi lanjut usia sejumlah 279 orang berusia >60 tahun. Wawancara menggunakan kuesioner serta pengukuran kekuatan genggam tangan dan kecepatan berjalan berdasarkan kriteria Fried digunakan untuk menentukan ada tidaknya frailty syndrome. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tingginya waktu duduk lanjut usia, maka untuk masuk dalam golongan frail akan semakin tinggi (r: 0,552; p: 0,000). Selain itu, semakin tingginya aktivitas fisik yang dihitung menggunakan MET (metabolic rate), menyebabkan semakin rendahnya peluang terjadinya frail (r: -0,917; p: 0,000). Kesimpulan: Aktivitas fisik berperan besar dalam terjadinya sindroma kerapuhan pada lanjut usia di Kota Malang.