Analisis Risiko Proses Produksi Karet Ribbed Smoked Sheet (RSS) (Studi Kasus Di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Kedaton, Lampung)

Main Author: Yunindra W.S, Yustinus
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/8317/
Daftar Isi:
  • Perkembangan industri di Indonesia saat ini makin meningkat, termasuk pada sektor industri perkebunan. Salah satu hasil perkebunan yang banyak diolah adalah karet (Hevea brasiliensis). Komoditas karet memberi kontribusi yang cukup tinggi bagi devisa negara. Ekspor karet Indonesia tahun 2015 sebesar 2,63 juta ton dengan nilai sebesar 3,70 Miliar US$. PT. Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII) unit usaha Kedaton merupakan salah satu perusahaan terkemuka yang mengolah karet berjenis Ribbed Smoked Sheet (RSS). Perusahan ini telah berdiri sejak tahun 1996, namun tetap mengalami beberapa kendala produksi. Tahun 2016 perusahaan ini mengalami kendala produksi untuk mencapai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang ditargetkan sebesar 2.529,032 ton hanya terealisasi sebesar 2.193,525 ton. Melihat kondisi tersebut maka diperlukan suatu analisis manajemen risiko khususnya pada bagian produksi untuk meningkatkan produki hasil olah dan mencapai RKAP. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA) untuk menganalisis pemeringkatan risiko serta untuk mengetahui sumber risiko dalam proses. Tahap akhir dari penelitian ini adalah tahap risk response untuk pemberian usulan perbaikan untuk mengatasi risiko yang terjadi pada proses produksi. Hasil identifikasi risiko pada penelitian ini menghasilkan 17 risiko dan 3 risiko kritis yang mempengaruhi proses. Risiko kritis dalam proses adalah risiko kurangnya lateks siap olah, prakoagulasi dini pada lateks, dan kerusakan pada mesin blower. Hasil analisis kualitatif risiko kurangnya lateks siap olah kurangnya inspeksi mandor, kekurangan pengawas kebun, pemberian fungisida tidak sesuai, tidak sesuai SOP sadap, kurangnya pelatihan penyadapan, dan curah hujan tinggi. Hasil ix analisis kuantitatif risiko kurangnya lateks siap olah menghasilkan nilai MCS 0,459 dengan nilai RRW tertinggi 1,443 untuk sumber risiko kekurangan pengawas kebun. Hasil analisis kualitatif risiko prakoagulasi dini pada lateks adalah truk mogok, penambahan antikoagulan tidak sesuai, keterlambatan memulai penyadapan, peralatan tidak diperiksa, tidak ada inspeksi jalan, hujan, peralatan sadap berkarat dan jalan produksi licin. Hasil analisis kuantitatif risiko prakoagulasi dini menghasilkan nilai MCS 0,837 dengan nilai RRW tertinggi 1,266 untuk sumber risiko tidak ada inspeksi jalan. Hasil analisis kualitatif risiko kerusakan pada mesin blower adalah kerusakan circuit breaker, pekerja lalai melakukan perawatan berkala, selang pompa tersumbat, selang pompa aus, kurang pelumasan, beban operasi berlebih, tidak membersihkan mesin, tidak memeriksa v-belt, listrik mati. Hasil analisis kuantitatif risiko kerusakan mesin blower menghasilkan nilai MCS 0,693 dengan RRW tertinggi sebesar 1,564 untuk sumber risiko beban operasi berlebih.