Efek Pemberian Fitoestrogen Dari Ekstrak Etanol Kedelai (Glycine Max) Sebagai Kontrasepsi Wanita Terhadap Aktivitas Superoksida Dismutase (Sod) Dan Jumlah Folikel Ovarium Tikus Putih (Rattus Norvegicus)

Main Author: Kuswardhani, Ida Sukma
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/7452/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini menggunakan kedelai sebagai antifertilisasi karena kedelai merupakan salah satu tanaman yang mengandung zat aktif fitoestrogen. Fitoestrogen dapat berinteraksi dengan reseptor estrogen dan menggantikan fungsi estrogen yang menimbulkan feedback negative mechanism sehingga mengganggu sekresi FSH dan LH. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kedelai pada tikus putih (Rattus novergicus) terhadap aktivitas superoksida dismutase dan jumlah folikel ovarium tikus. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol adalah tikus putih yang tidak diberi ekstrak etanol kedelai, kelompok 1 adalah tikus putih yang diberi ekstrak etanol dengan dosis 25 mg/ekor/hari, kelompok 2 adalah tikus putih yang diberi ekstrak etanol kedelai dengan dosis 50 mg/ekor/hari, kelompok 3 adalah tikus putih yang diberi ekstrak kedelai dengan dosis 75 mg/ekor/hari, dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Terapi diberikan dua kali sehari pada pagi dan sore hari selama 40 hari. Pengukuran aktivitas superoksida dismutase dilakukan menggunakan metode NBT (Nitroblue-tetrazolium) yang dianalisis dengan uji ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% dan pengamatan histopat dari ovarium dengan pewarnaan HE untuk mengamati jumlah folikel ovarium tiap perlakuan dilakukan menggunakan mikroskop. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pemberian fitoestrogen ekstrak etanol kedelai dapat meningkatkan aktivitas SOD sebesar 42% pada kelompok perlakuan dosis 50 mg/ekor/hari. Pemberian fitoestrogen ekstrak etanol kedelai juga menurunkan jumlah folikel pada ovarium secara signifikan pada dosis pemberian 50 mg/ekor/hari.